Ini Penyebab Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini (27/3)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada awal perdagangan pekan ini. Pelemahan rupiah disinyalir karena nada hawkish The Fed kembali bergema dan lesunya rilis data ekonomi China.

Pada perdagangan hari ini, Senin (27/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,07% ke level Rp 15.163 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, rupiah Jisdor mampu menguat 0,09% ke level Rp 15.174 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 15.190 per dolar AS pada awal pembukaan perdagangan hari ini di tengah penguatan dolar AS pada hari Jumat lalu. Namun demikian, rupiah dapat memangkas pelemahannya di awal sesi perdagangan, lalu ditutup melemah tipis ke level Rp 15.160 per dolar AS


Sebagian besar mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat di tengah meningkatnya ekspektasi sikap hawkish Federal Reserve. Selain itu, rupiah dan sebagian mata uang Asia lainnya cenderung melemah yang dipengaruhi oleh rilis data ekonomi China yang menujukan pelemahan.

Mengutip Tradingeconomics, laba yang diperoleh perusahaan industri China merosot 22,9% year on year (YoY) menjadi CNY 887,2 miliar dalam dua bulan pertama tahun 2023. Penurunan tersebut mengikuti penurunan 4,0% pada tahun 2022.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.163 Per Dolar AS pada Hari Ini (27/3)

β€œIni menandakan bahwa negara ekonomi terbesar di dunia tersebut belum sepenuhnya pulih dari perlambatan aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh covid,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Senin (27/3).

Josua mengatakan, para investor selanjutnya akan mengamati pidato-pidato dari para pejabat the Fed di pekan ini untuk menunggu isyarat-isyarat mengenai arah suku bunga bank sentral AS. Hal itu menyusul pidato Presiden Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, pada hari Minggu (26/3) yang mengatakan bahwa gejolak bank baru-baru ini telah meningkatkan risiko resesi.

Kalau Presiden HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai bahwa tidak ada data ekonomi yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah secara signifikan untuk perdagangan esok, Selasa (28/3). Investor nampaknya akan tertuju pada indikator inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) favorit The Fed yang dirilis pada akhir pekan.

Menurut Sutopo, perdagangan hari ini cenderung sepi, setelah pergolakan di pekan lalu. Rupiah kemungkinan akan bergerak dalam rentang konsolidasi di pekan ini. Fokus utama investor sekarang masih pada kekacauan sektor perbankan yang kini menjalar ke Deutche Bank setelah Credit Suisse.

Sutopo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan diperdagangkan dalam kisaran Rp 15.100 per dolar AS – Rp 15.200 per dolar AS di perdagangan besok, Selasa (28/3). Sementara, Josua memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp 15.125 – Rp 15.225 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari