Ini penyebab rupiah jatuh ke Rp 14.400 / USD



JAKARTA. Rupiah kian terpuruk. Posisinya kini menembus level psikologis Rp 14.400. Sajian data neraca perdagangan yang positif tidak juga mampu mendongkrak valuasi mata uang Garuda ini.

Di pasar spot, Selasa (15/9) nilai tukar rupiah di hadapan USD merosot 0,53% ke level Rp 14.408 dibanding hari sebelumnya. Ini merupakan level terendah rupiah sejak 1998 silam. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah merunduk 0,34% di level Rp 14.371.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan, saat ini secara psikologis memang rupiah sangat rentan. Posisinya yang terus merosot menjadikan pelaku pasar semakin pesimis dengan rupiah.


Faktor internal sebenarnya cukup menyajikan data yang positif. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Selasa (15/9), neraca perdagangan Agustus 2015 surplus US$ 433,8 juta dengan kenaikan impor dan ekspor yang beriringan.

Namun level surplus ini di bawah Juli 2015 yakni US$ 1,33 miliar. "Namun saat ini penggerak utama di pasar itu berkaca sama USD dan langkah The Fed," kata Tonny.

Dengan melihat peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga dan perekonomian yang lebih solid tidak mengherankan pelaku pasar memilih mengumpulkan the greenback.

Faktor ini yang kemudian menjadi penekan utama rupiah. Selain memang, "pelaku pasar menanti pergerakan dan realisasi dari pemerintah Indonesia untuk menggenjot perekonomian dalam negeri," tambah Tonny.

Bagi Tonny, untuk jangka pendek tekanan rupiah memang besar. Semua aturan yang ada hanya akan mendukung penguatan rupiah di jangka panjang. "Prosesnya masih panjang," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto