Ini penyebab rupiah menguat tipis menurut analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat tipis pada perdagangan Selasa (19/2). Mengutip Bloomberg, pada Selasa (19/2) rupiah menguat 0,03% menjadi Rp 14.103 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,11% menjadi Rp 14.119 per dollar AS dibanding penutupan kemarin di Rp 14.106 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai rupiah menguat tipis karena sentimen perang dagang AS dan China yang masih belum mencapai titik temu meski ada optimisme bakal berakhir damai.

“Perang dagang dampaknya cukup krusial sebab memengaruhi ekonomi dunia,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2). 


Ia menambahkan hari ini rupiah menguat juga didorong pemerintah AS yang masih libur terkait perayaan hari presiden dan indeks dollar AS melemah.

Sentimen juga datang dari Brexit. Inggris dan pejabat Uni Eropa (UE) sedang bekerja untuk merevisi naskah dari kesepakatan Brexit yang sebelumnya sudah ditolak oleh parlemen Inggris. Menteri Brexit Stephen Barclay bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan hal tersebut.

Pada hari Rabu (20/2), Barclay akan kembali ke Bruseels untuk mendiskusikan kata-kata baru yang akan digunakan dalam naskah Brexit terkait dengan klausul backstop. Sebelumnya, klausul backstop memang merupakan biang keladi dari ditolaknya proposal Brexit.

“Pada intinya, backstop merupakan klausul yang akan diimplementasikan jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang,” kata Ibrahim.  Gonjang-ganjing inilah yang pada akhirnya menguntungkan mata uang emerging market tak terkecuali rupiah.

Namun, mata uang Garuda masih bisa terkoreksi karena harga minyak global kini sedang naik. Sehingga ini sewaktu-waktu bisa mengancam rupiah kalau terus naik.

Jika harga minyak dunia naik maka akan berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia. Yang memicu kenaikkan biaya impor komoditas tersebut.

Asal tahu saja difisit perdagangan bulan lalu mencapai US$ 1,16 miliar. Kata Ibrahim tak menutup kemungkinan bila impor minyak membengkak defisit bisa sampai ke US$ 1,2 miliar.

Ibrahim memprediksi besok (20/2) rupiah akan bergerak di level Rp 14.078- Rp 14.145 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi