Ini penyebab serapan tenaga kerja di Indonesia rendah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serapan tenaga kerja di Indonesia masih minim akibat salah sasaran fokus pertumbuhan ekonomi. Indonesia mengandalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor jasa yang minim menyerap tenaga kerja.

Sebaran usaha sektor jasa juga terkonsentrasi di perkotaan. Sementara itu, kontribusi industri pada 10 tahun terakhir mengalami penurunan. Kontribusi industri manufaktur pada produk domestik bruto (PDB) turun dari 26% menjadi hanya 20%.

Hal tersebut akan terus menekan serapan tenaga kerja di Indonesia “Kalau deindustrialisasi ini dibiarkan maka serapan tenaga kerja secara nasional bisa kurang optimal,” ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira dalam siaran pers, Selasa (26/6).


Kondisi industri di Indonesia tiap tahunnya terus merosot. Bhima bilang setiap tahunnya paling sedikit satu pabrik berhenti beroperasi di berbagai kawasan industri.

Di luar kawasan industri, kemerosotan terlihat pada sektor galangan kapal. Dari 110 galangan dengan 250.000 tenaga kerja pada 2014, kini hanya lima galangan aktif dengan total pekerja tidak sampai 22.000 orang.

Bhima juga memperlihatkan kemerosotan terjadi pada industri rokok. Dalam periode 2006-2016, 3.195 pabrik rokok tutup dan sedikitnya 32.729 pekerja pabrik rokok dipecat.

Mengatasi hal itu, pemerintah dinilai perlu memberikan perhatian khusus pada sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja. "Kebijakan afirmatif itu antara lain penerapan pajak, cukai, dan retribusi berbeda atau khusus," terang Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto