Ini penyebab Smartfren masih merugi pada 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat pertumbuhan pendapatan pada tahun lalu. Sebagian besar pendapatan masih berasal dari segmen data.

Sepanjang 2017, pendapatan FREN tumbuh sebesar 28,35% year-on-year (yoy) menjadi Rp 4,67 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan perusahaan pada tahun lalu masih didominasi sektor data.

"Kontribusi pendapatan dari segmen data mencapai lebih dari 80% pada 2017," ujar Direktur Utama FREN Merza Fachys kepada KONTAN, Selasa (6/3).


Sayangnya, peningkatan pendapatan ini belum mampu menekan kerugian yang harus ditanggung FREN. Sepanjang 2017, kerugian FREN justru meningkat 53,09% dari Rp 1,97 triliun pada 2016 menjadi Rp 3,02 triliun.

Pasalnya, beban usaha perusahaan membengkak pada tahun lalu. Pos beban umum dan administrasi FREN melonjak 26,72% menjadi Rp 6,21 triliun, melebihi jumlah pendapatan yang berhasil diperoleh FREN. Selain itu, beban penjualan meningkat sebesar 31,56% menjadi Rp 579,76 miliar.

Merujuk laporan keuangan tahun 2016, beban usaha FREN selalu membengkak lantaran harus menanggung beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi serta beban penyusutan dan amortisasi yang tinggi setiap tahun.

Contohnya, pada 2016, operator telekomunikasi ini harus menanggung beban operasi pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi mencapai Rp 2,40 triliun. Beban penyusutan dan amortisasi yang harus ditanggung FREN juga tinggi, mencapai Rp 2,13 triliun. Itu sebabnya jumlah beban usaha FREN pada 2016 mencapai Rp 5,62 triliun, jauh di atas jumlah pendapatan yang hanya Rp 3,64 triliun di tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini