KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha panas bumi menyatakan saat ini penambahan kapasitas panas bumi di Indonesia masih berjalan lambat, hanya sekitar 40 megawatt (MW) pertahun. Padahal untuk mencapai target penambahan kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 3.355 MW sampai 2030, diperlukan penambahan kapasitas sekitar 450 MW pertahun. Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi (API) Prjandaru Effendi menjelaskan, Indonesia sudah mulai memakai energi panas bumi sejak 1974 untuk mendukung sistem ketahanan energi nasional. Saat itu lapangan panas bumi dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Enery. Sejak saat itu, pengembangan teknologi energi geothermal di Indonesia terus berjalan, meski berjalan lambat. Hingga saat ini kapasitas panas bumi yang terpasang sebesar 2.378 MW atau rata-rata pertumbuhan panas bumi terpasang pertahunnya hanya sekitar 40 MW. Pertumbuhan energi panas bumi tersebut jauh dari sumber daya yang dimiliki sekitar 24.000 MW, dengan cadangan yang diperkirakan sebesar 14.000 MW.
Ini Penyebab Terhambatnya Pengembangan Panas Bumi di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha panas bumi menyatakan saat ini penambahan kapasitas panas bumi di Indonesia masih berjalan lambat, hanya sekitar 40 megawatt (MW) pertahun. Padahal untuk mencapai target penambahan kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 3.355 MW sampai 2030, diperlukan penambahan kapasitas sekitar 450 MW pertahun. Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi (API) Prjandaru Effendi menjelaskan, Indonesia sudah mulai memakai energi panas bumi sejak 1974 untuk mendukung sistem ketahanan energi nasional. Saat itu lapangan panas bumi dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Enery. Sejak saat itu, pengembangan teknologi energi geothermal di Indonesia terus berjalan, meski berjalan lambat. Hingga saat ini kapasitas panas bumi yang terpasang sebesar 2.378 MW atau rata-rata pertumbuhan panas bumi terpasang pertahunnya hanya sekitar 40 MW. Pertumbuhan energi panas bumi tersebut jauh dari sumber daya yang dimiliki sekitar 24.000 MW, dengan cadangan yang diperkirakan sebesar 14.000 MW.