Ini penyebab utama penurunan kinerja Bumi Resources (BUMI)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kerugian sepanjang tahun lalu. Penurunan perfoma ini tak lepas dari tren penurunan harga jual batubara BUMI.

Berdasarkan data BUMI yang dirilis Selasa (18/5), harga freight on board (FOB price) batubara BUMI kuartal pertama 2020 sejatinya berada di level US$ 49 per ton. Kuartal berikutnya, harga FOB turun ke level US$ 44,6 per ton. Penurunan terus terjadi hingga kuartal keempat tahun lalu, US$ 41,2 per ton.

Sehingga, rata-rata harga FOB sepanjang 2020 hanya sebesar US$ 44,2 per ton. Angka ini turun 14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$ 51,7 per ton. Sebagai catatan, harga FOB tersebut merupakan kombinasi harga FOB kedua anak usaha BUMI, Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia.


Melemahnya perfoma BUMI juga lantaran kinerja operasional sepanjang 2020 tidak seaktif tahun sebelumnya. Overburden removal yang dikerjakan BUMI sepanjang tahun lalu turun 5% secara tahunan menjadi 626,3 juta bank cubic meter (bcm).

Baca Juga: Pendapatan Bumi Resources (BUMI) turun 28,95% menjadi US$ 790,43 juta di 2020

Dari aktivitas tersebut, batubara yang tertambang turun 6% secara tahunan menjadi 81,1 juta ton. Penjualan batubara juga turun 7% secara tahunan menjadi 81,5 juta ton.

Melemahnya harga FOB yang ditambah dengan penurunan kinerja operasional membuat BUMI terpaksa mencatat penurunan pendapatan konsolidasi sekitar 28,95% secara tahunan menjadi US$ 790,44 juta.

BUMI bahkan mencatat kerugian bersih US$ 338,02 juta sepanjang tahun lalu. Padahal, perusahaan tambang ini masih mampu mencatat laba bersih US$ 6,84 juta di tahun 2019.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) mencatat kerugian US$ 338,02 juta pada tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati