Ini Penyebab Waskita Karya (WSKT) Cetak Rugi Bersih di Semester I-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kurang mumpuni di semester I-2022. Walau berhasil mengerek pendapatan, Waskita Karya justru mencetak rugi bersih di paruh pertama tahun ini.

Merujuk laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), WSKT membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 236,51 miliar. Padahal di enam bulan pertama 2021, Waskita Karya masih mencatat laba bersih Rp 154,13 miliar.

Rugi bersih didapat Waskita Karya saat pendapatan justru melesat 29,3% menjadi Rp 6,09 triliun dalam enam bulan pertama 2022. Asal tahu saja, di semester I-2021, pendapatan Waskita Karya sebesar Rp 4,71 triliun.


Pendapatan usaha WSKT ditopang dari segmen jasa konstruksi senilai Rp 5,38 triliun. Angka itu setara dengan 88,34% dari total pendapatan WSKT dalam paruh pertama tahun ini.

Pendapatan WSKT lainnya bersumber dari bunga jasa konstruksi sebesar Rp 32,02 miliar, penjualan precast Rp 30,68 miliar, lalu dari pendapatan jalan tol sebesar Rp 459,55 miliar.

Selanjutnya, pendapatan properti tercatat sebanyak Rp 103,92 miliar, penjualan infrastruktur lainnya sebesar Rp 43,45 miliar, pendapatan hotel Rp 34,15 miliar serta sewa gedung dan peralatan senilai Rp 2,66 miliar.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Bukukan Kontrak Baru Rp 9,31 Triliun pada Semester I-2022

Sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan WSKT juga naik 29,28% dari Rp 4,20 triliun pada Semester I-2021 menjadi Rp 5,43 triliun pada Semester I-2022.

Alhasil, WSKT mencetak laba bruto sebesar Rp 657,18 miliar atau naik 29,36% dibandingkan Semester I-2021 yang saat itu ada di posisi Rp 508,01 miliar.

Adapun beban penjualan WSKT tercatat Rp 18,46 miliar, beban umum dan administrasi Rp 1,27 triliun, beban pajak final Rp 131,25 miliar, serta rugi selisih kurs Rp 1,47 miliar. WSKT membukukan pendapatan bunga Rp 565,60 miliar dan pendapatan lain-lain bersih senilai Rp 2,83 triliun.

WSKT pun membukukan laba sebelum beban keuangan, bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp 2,63 triliun. Di sisi lain, WSKT mencatatkan beban keuangan Rp 1,96 triliun serta bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 213,54 miliar.

Hasilnya, WSKT mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp 451 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan Rp 158,03 miliar, WSKT membukukan laba periode tahun berjalan sebesar Rp 293,92 miliar, melesat 89,56% dibanding Semester I-2021 yang ada di posisi Rp 155,05 miliar.

WSKT tidak mencatatkan surplus revaluasi aset tetap pada Semester I-2022. Sedangkan pada Semester I-2021 tercatat sebesar Rp 35,82 miliar. Pengukuran kembali program imbalan pasti bersih WSKT juga minus Rp 3,86 miliar, berbalik dari positif Rp 51,52 miliar pada Semester I-2021.

 
WSKT Chart by TradingView

Adapun per Juni 2022, total aset WSKT ada di posisi Rp 97,14 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 43,45 triliun dan aset tidak lancar sebanyak Rp 53,69 triliun.

Sementara itu, total liabilitas WSKT mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir, dari Rp 88,14 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp 77,20 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 20,45 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 56,75 triliun.

Sedangkan jumlah ekuitas WSKT naik dari posisi Rp 15,46 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp 19,93 triliun per Juni 2022, termasuk jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 11,16 triliun.

Per Juni 2022, jumlah liabilitas dan ekuitas WSKT tercatat sebanyak Rp 97,14 triliun. Turun dari posisi Rp 103,60 triliun per akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari