Ini penyebab yield SUN mendaki kemarin



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Kamis (9/3) tercatat mengalami penurunan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price turun sebesar 0,23% ke level 112,80 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Sebaliknya, pergerakan imbal hasil SUN yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

"Setelah bergerak dengan mengalami tren kenaikan harga dalam sepekan terakhir, pelaku pasar mulai terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar SUN sehingga mendorong terjadinya koreksi harga di pasar sekunder," ujar Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra.


Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah semakin besarnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017.

Hingga perdagangan kemarin, probabilitas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017 sebagaimana yang disampaikan oleh Bloomberg telah mencapai 100%. Hal ini memberikan sinyal bahwa pelaku pasar yakin bahwa pada Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika di tanggal 14 - 15 Maret 2017 akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).

Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh indikator teknikal, di mana harga Surat Utang Negara telah berada pada area jenuh beli (overbought).

Secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil SUN seri acuan masing-masing sebesar 5 bps untuk tenor 5 tahun, sebesar 7 bps untuk tenor 10 tahun, sebesar 1 bps untuk tenor 15 tahun dan sebesar 4 bps untuk tenor 20 tahun.

Sementara itu, dari perdagangan SUN dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor, di mana kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 2 - 9 bps dengan tenor panjang mengalami kenaikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek.

Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan kenaikan sebesar 2 bps di level 2,635%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 8 bps di level 4,098% setelah mengalami koreksi harga sebesar 70 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 5,060% setelah mangalamin koreksi harga sebesar 135 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie