KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) telah merilis laporan keuangan tahun buku 2023. DSNG tercatat membukukan laba sebesar Rp 842 miliar, atau terkoreksi 30%
year on year (YoY) dibandingkan laba di tahun sebelumnya senilai Rp 1,2 triliun.
Presiden Direktur DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, penurunan laba pada tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya beban pokok penjualan, akibat meningkatnya harga pupuk untuk segmen kelapa sawit dan menurunnya volume penjualan serta harga rata-rata penjualan segmen kayu.
“Tahun 2023 beban pokok penjualan naik sekitar Rp 455 miliar, atau meningkat 7% dibandingkan tahun 2022 yang disebabkan naiknya harga pupuk,” ungkap Andrianto, dalam keterangan resmi yang diterima
Kontan.co.id, Kamis (29/2).
Baca Juga: Produksi CPO Dharma Satya Nusantara (DSNG) Naik 3,5% di 2023 Peningkatan beban pokok penjualan ini mengakibatkan laba terkoreksi cukup signifikan, walaupun volume penjualan dan harga rata-rata penjualan CPO (Average Selling Price/ASP) meningkat masing-masing 4% YoY dan 1,9% YoY.
Sehingga DSNG mencatatkan EBITDA sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun buku 2023.
Dari sisi top line, DSNG terpantau membukukan penjualan mencapai Rp 9,5 triliun selama tahun 2023. Segmen bisnis kelapa sawit masih menjadi kontributor utama pendapatan sebesar 88% atau 8,4 triliun, naik 3%
year-on-year (YoY) dibandingkan tahun lalu Rp 8,1 triliun.
Sementara untuk segmen produk kayu berkontribusi sebesar 12% atau senilai Rp 1,1 triliun. Angka ini turun 29% YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun.
Dia memerinci, volume penjualan produk panel dan flooring mengalami penurunan masing-masing sebesar 14% dan 34% YoY, meskipun volume penjualan per kuartal sepanjang tahun 2023 masih mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal. Lebih lanjut, ASP produk panel turun 17,5% yoy sedangkan ASP produk flooring masih meningkat 1,3% YoY.
Untuk segmen produk kayu, kelesuan pasar internasional yang dirasakan sejak akhir tahun 2022 masih menjadi tantangan terbesar Perseroan di sepanjang tahun 2023.
Permintaan yang menurun dari negara-negara tujuan ekspor Perseroan, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang, terus berlanjut sepanjang tahun 2023 sejalan dengan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, yang telah berdampak negatif pada pasar properti. “Dengan kondisi pasar produk kayu tahun lalu, Perseroan mendorong agar kinerja finansial produk kayu tetap positif di tengan situasi pasar yang menantang. DSNG berpeluang mengambil alih pasar yang ditinggalkan oleh pemain industri kayu yang sempat menghentikan produksinya pada tahun lalu”, tambah Andrianto.
Kinerja finansial yang positif dari DSNG juga diikuti dengan meningkatnya jumlah aset DSNG sebesar 5% yoy senilai Rp 16 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 15 triliun.
Kenaikan aset ini didorong oleh meningkatnya aset tetap, seperti telah selesainya pembangunan fasilitas BioCNG tahap kedua, serta 10 tangki penampung CPO tambahan dengan total kapasitas mencapai 29 ribu ton.
Di sisi lain, liabilitas meningkat 1,3% YoY senilai Rp 7 triliun dan ekuitas meningkat 9% YoY senilai Rp 9 triliun, yang mengindikasikan pertumbuhan aset masih didorong oleh posisi keuangan Perseroan yang sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .