KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan realisasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar Subsidi dan Pertalite hingga November 2022. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Erika Retnowati menjelaskan realisasi penyaluran BBM Jenis BBM Tertentu (JBT) Bio Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite sampai dengan 30 November 2022. Realisasi Bio Solar telah tersalurkan 16,02 juta KL atau 89,85% dari total kuota dengan prognosa sampai dengan Desember 2022 sebanyak 17,51 juta KL.
Jika prognosis penyaluran Biosolar hingga Desember 2022 tercapai 17,51 juta KL, maka sisa kuota Bio Solar yang sebelumnya telah ditambah 2,73 juta KL sehingga total kuota menjadi 17,83 juta KL, akan menyisakan 0,32 juta KL di akhir tahun ini.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga: Stok BBM dan LPG Aman untuk Periode Nataru “Pertalite telah tersalurkan 26,90 juta KL atau 89,94% dari kuota prognosis sampai dengan Desember 29,51 juta KL,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Kamis (8/12). Adapun jika prognosis penyaluran Pertalite hingga Desember 2022 tercapai sebanyak 29,51 juta KL, maka sisa kuota Pertalite yang sebelumnya telah ditambah 6,86 juta KL menjadi 29,9 juta KL, akan tersisa 0,4 juta KL di akhir tahun. Sedangkan untuk penyaluran minyak tanah telah tersalurkan 0,443 juta KL atau 91,34% dari kuota dengan prognosa sampai dengan Desember 2022 0,49 juta KL. Erika menjelaskan lebih lanjut, realisasi volume penjualan jenis BBM umum (JBU) ke konsumen. Pada akhir tahun 2020 sebesar 46,33 juta KL, tahun 2022 sebesar 44,36 juta KL. Sampai dengan September 2022, realisasi dari JBU adalah sebesar 23,058 juta KL. “Penurunan volume penjualan ini disebabkan adanya peralihan Pertalite yang sebelumnya adalah JBU menjadi JBKP mulai Juni 2021,” terangnya. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menambahkan realisasi penyaluran LPG sebanyak 7,1 juta ton dengan perincian 6,4 juta ton LPG 3 kg atau 91% dari prognosa 2022 sebanyak 8 juta ton. Sisanya LPG umum 0,6 juta ton. Tutuka menjelaskan lebih lanjut, berdasarkan catatan Kementerian ESDM, jumlah badan usaha hilir minyak bumi sebanyak 1.365 badan usaha di mana paling banyak dari badan usaha pengangkutan sebanyak 1.269 badan usaha. Sementara untuk badan usaha hilir gas bumi terdapat 721 badan usaha di mana paling banyak dari badan usaha penyimpanan sebanyak 158 badan usaha.
Baca Juga: Komisi VII DPR RI Panggil Pertamina Hingga Vivo “Kinerja penyaluran BBM dan LPG tercatat 14.663 SPBU, 360 Agen BBM, dan 5.750 agen LPG pada 2022,” kata Tutuka dalam kesempatan yang sama.
Adapun realisasi produksi kilang migas hingga Oktober 2022 sejumlah 214,9 juta barrel, sebagai catatan produksi kilang dalam negeri menyesuaikan permintaan BBM yang masih terdampak pandemi Covid-19. Sampai dengan November 2022, fasilitas penyimpanan terdiri dari penyimpanan minyak bumi, BBM dan hasil olahan sebesar 9,3 juta KL Kemudian penyimpanan LPG sebesar 0,545 juta Metrik Ton (MT), gas alam cair (LNG) sebanyak 0,85 juta meter kubik, dan CNG 1,34 juta meter kubik. Adapun di sisi fasilitas pengangkutan sampai dengan November 2022 dijelaskan Tutuka, pipa transmisi sepanjang 5.222,7 kilometer, panjang pipa distribusi 6.195,4 kilometer, angkutan darat 13.409 armada truk, dan angkutan laut 1.712 kapal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi