KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Rekayasa Industri (Rekind) terus melakukan inovasi dalam bidang
Engineering, Procurement dan
Construction (EPC) untuk mendukung proyek-proyek strategis nasional. Hasil inovasinya salah satunya diwujudkan lewat proyek pengembangan lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB). Pengerjaan EPC Lapangan Unitisasi JTB digarap murni digarap oleh Rekind. Proyek itu berhasil mengalirkan gas pertadanya sejak 16 januari 2023 ke PT Petrokimia Gresik (PKG), Jawa Timur, termasuk anak-anak usahanya.
Rencananya, PKG akan menyerap gas bumi sebesar 15-17 MMSCFD. Dalam penyaluran gas dari Lapangan JTB, aliran gas ini memanfaatkan Pipa Transmisi Gresik-Semarang yang dikelola oleh afiliasi Subholding Gas yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas). Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih mengaku bangga bahwa Rekind bisa berkontribusi aktif dalam membangun Proyek Pengembangan Gas Lapangan JTB. "Maha karya Rekind di Proyek Lapangan JTB yang terlahir melalui perjuangan besar mulai dirasakan kontribusinya, terutama dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Ketahanan Pangan yang tengah gencar digaungkan pemerintah," kata Triyani dalam keterangan resminya dikutip Kamis (26/1).
Baca Juga: Rekind Capai Milestone Penting Gas-In di Proyek Jambaran Tiung Biru Proyek Lapangan Gas JTB milik PT Pertamina EP Cepu itu merupakann salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Dari target 172 MMSCFD yang ditetapkan pemerintah,JTB dengan dukungan kompetensi Rekind bisa menghasilkan sales gas sebesar 192 MMSCFD. Artinya, kata Triyani, ada selisih tambahan keuntungan untuk negara sebesar 20 MMSCFD. Sedikit gambaran, 1 MMSCFD setara dengan kurang lebih 25.000 liter BBM. Kalau 20 MMSCFD berarti ada sekitar 500.000 liter per hari sebagai bentuk sumbangsih Rekind dalam meningkatkan pendapatan negara.
Capital expenditure (Capex) proyek ini lebih rendah dari beberapa proyek-proyek besar yang dibangun di Indonesia baik dari proyek pupuk, hingga Migas. Proyek Pemurnian Gas ini mampu mengurangi Capex sebesar US$ 200 juta dengan memenangkan konsorsium Rekind-JGC sebagai main contractor bersaing dengan konsorsium Chiyoda - WIKA. Sebagai perbandingan, dalam pembangunan pabrik pupuk, Rekind juga mampu memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, seperti pada proyek Pusri IIB, dimana konsorsium Rekind-Toyo mampu menekan nilai proyek hingga US$ 45 juta dibandingkan dengan harga kompetitor. Di proyek ini Rekind bisa menghemat pengeluaran negara sebesar USD69 juta dibandingkan dengan harga penawaran competitor. Selain menggandeng tenaga kerja lokal, di proyek JTB Rekind sudah menunjuk 268 Vendor lokal dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,25 triliun. Di proyek ini, Rekind mampu menghasilkan nilai TKDN sebesar 40,69%, lebih tinggi dari komitmen perseroan sebelumnya yakni 40,03%.
Triyani menambahkan, dengan kompetensi, komitmen dan inovasi, Rekind selalu siap mendukung penuh pemerintah guna mewujudkan harapan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan ketahanan energi dan ketahanan pangan bangsa.
Baca Juga: Rekind Rampungkan Pekerjaan di Proyek PLTP Rantau Dedap Masuk Tahap Komersial "Rekind konsisten dan fokus agar bisa memberikan yang hasil terbaik dalam setiap penugasan yang diberikan. Semua pekerjaannya dilakukan dengan seksama secara maksimal dan profesional melalui penerapan inovasi yang dimiliki Rekind, mulai dari proses perancangan hingga membangun infrastruktur berteknologi serta memiliki tingkat kesulitan tinggi,” pungkas Yani. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto