WASHINGTON. Ini perkembangan terbaru mengenai rencana penyerangan militer AS ke Suriah. Tadi malam (10/9), Presiden AS Barack Obama menyatakan, penawaran Rusia untuk membuat Suriah menyerahkan senjata kimianya merupakan perkembangan yang sangat positif. Sebab, hal itu dapat menghindari langkah AS untuk melakukan penyerangan ke Suriah. Di sisi lain, Obama tampak skeptis apakah rezim pemerintahan Suriah akan mau mengikutinya. Dalam wawancara dengan NBC News tersebut, Obama juga bilang dirinya cukup ragu Kongres AS akan menyetujui pelaksanaan aksi militer. Hingga saat ini, Obama belum memutuskan apakah dirinya akan tetap menyerang Suriah atau tidak jika Kongres AS tidak memberikan dukungannya. Dalam wawancara lain dengan ABC News, Obama bilang jika Presiden Suriah Bashar al-Assad menyerahkan senjata kimianya, rencana aksi militer akan benar-benar dihentikan. Proposal RusiaProposal baru yang datang dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov diberikan kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada sebuah pertmuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague. Saat ditanyakan kepada Kerry, apa yang bisa menghentikan serangan militer AS, dia menjawab, "Assad dapat menyerahkan senjata kimianya kepada komunitas internasional pekan depan. Namun, dia tak akan melakukannya. Tentu saja rencana serangan tak bisa dihentikan."Namun, Juru Bicara Kementrian Luar Negeri AS Jen Psaki bilang, pernyataan Kerry bukan ultimatum. Dia hanya bilang, Kerry hanya membuat argumen retorika mengenai ketidakmungkinan penyerahan senjata kimia oleh Asaad. Reaksi SuriahLavrov menyatakan, setelah melakukan pertemuan dengan Suriah hari ini di Moscow, Rusia akan mulai melobi Damaskus. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem menyambut baik hal ini dan menyebut proposal tersebut merupakan hal konstruktif yang dapat mencegah agresi Amerika terhadap warganya. Upaya agar Suriah menyerahkan senjata kimianya juga dibahas di Perserikatan Bangsa Bangsa. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon kepada reporter menyatakan, dia mempertimbangkan komite keamaan untuk meminta pemindahan secara cepat senjata kimia Suriah untuk ditempatkan di dalam Suriah sehingga bisa dihancurkan dengan aman,
Ini perkembangan terbaru AS-Suriah
WASHINGTON. Ini perkembangan terbaru mengenai rencana penyerangan militer AS ke Suriah. Tadi malam (10/9), Presiden AS Barack Obama menyatakan, penawaran Rusia untuk membuat Suriah menyerahkan senjata kimianya merupakan perkembangan yang sangat positif. Sebab, hal itu dapat menghindari langkah AS untuk melakukan penyerangan ke Suriah. Di sisi lain, Obama tampak skeptis apakah rezim pemerintahan Suriah akan mau mengikutinya. Dalam wawancara dengan NBC News tersebut, Obama juga bilang dirinya cukup ragu Kongres AS akan menyetujui pelaksanaan aksi militer. Hingga saat ini, Obama belum memutuskan apakah dirinya akan tetap menyerang Suriah atau tidak jika Kongres AS tidak memberikan dukungannya. Dalam wawancara lain dengan ABC News, Obama bilang jika Presiden Suriah Bashar al-Assad menyerahkan senjata kimianya, rencana aksi militer akan benar-benar dihentikan. Proposal RusiaProposal baru yang datang dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov diberikan kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada sebuah pertmuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague. Saat ditanyakan kepada Kerry, apa yang bisa menghentikan serangan militer AS, dia menjawab, "Assad dapat menyerahkan senjata kimianya kepada komunitas internasional pekan depan. Namun, dia tak akan melakukannya. Tentu saja rencana serangan tak bisa dihentikan."Namun, Juru Bicara Kementrian Luar Negeri AS Jen Psaki bilang, pernyataan Kerry bukan ultimatum. Dia hanya bilang, Kerry hanya membuat argumen retorika mengenai ketidakmungkinan penyerahan senjata kimia oleh Asaad. Reaksi SuriahLavrov menyatakan, setelah melakukan pertemuan dengan Suriah hari ini di Moscow, Rusia akan mulai melobi Damaskus. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem menyambut baik hal ini dan menyebut proposal tersebut merupakan hal konstruktif yang dapat mencegah agresi Amerika terhadap warganya. Upaya agar Suriah menyerahkan senjata kimianya juga dibahas di Perserikatan Bangsa Bangsa. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon kepada reporter menyatakan, dia mempertimbangkan komite keamaan untuk meminta pemindahan secara cepat senjata kimia Suriah untuk ditempatkan di dalam Suriah sehingga bisa dihancurkan dengan aman,