KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi transfer BI-Fast dengan biaya lebih murah dari layanan transfer
online. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) terus akselerasi transaksi melalui penambahan peserta. Hingga saat ini, sudah ada 52 peserta BI-Fast yang mewakili 82% dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Peserta itu masuk dalam tiga
batch dimana periode pertama ada 21 bank, periode ketiga ada 22 bank dan ditambah Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang masuk jadi peserta, dan periode ketiga 8 bank. Pada 29 Agustus 2022, BI akan menambah peserta baru BI-Fast sebanyak 25 bank yang terdiri dari 2 peserta langsung dan 23 peserta tidak langsung. BI mencatat jumlah transaksi BI Fast sampai dengan 6 Agustus 2022 telah mencapai 193,2 juta dengan nilai Rp 664,4 triliun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.
Deputi Gubernur BI Doni P Joewono memperkirakan pada akhir 2022 jumlah transaksi BI Fast akan mencapai 700 juta transaksi seiring dengan penambahan kanal yang melayani transfer antarbank dengan BI Fast.
Baca Juga: Laba Bersih Capai Rp 2,13 Triliun, Ini Penopang Kinerja BSI (BRIS) pada Semester I "Kami berharap dengan membuka semua kanal, termasuk ATM dan sebagainya, transaksi akan naik dari 190 juta menuju 600-700 juta sampai pada akhir tahun," ujarnya, Selasa (23/8). Transaksi dengan BI Fast akan terus meningkat karena ada perluasan kanal pembayaran yang bermacam - macam, bukan hanya
internet banking, tapi juga
mobile banking bahkan bisa juga melalui
teller kasir di kantor cabang. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu bank yang mencatatkan transaksi BI-Fast cukup tinggi. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, jika pada bulan Februari 2022 transaksinya baru mencapai 120.000, pada Juni 2022 sudah mencapai 1,3 juta transaksi. "Ini artinya, pertumbuhan transaksi terus terjadi secara signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 20% – 30% secara bulan ke bulan," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (25/8). BRI melihat bahwa BI-FAST merupakan sebuah sistem pembayaran yang mendorong adanya perpindahan dana antar bank yang mudah, murah, dan cepat bagi seluruh nasabah. Aestika bilang, transaksi BI Fast berpotensi akan terus meningkat hal ini juga tercermin dari kenaikan rata-rata transaksi dari BI Fast per bulannya yang meningkat sekitar 20-30% . Dengan biaya yang lebih murah, BRI berharap layanan BI-Fast memberikan manfaat bagi nasabah dan mendorong yang sebelumnya tunai menjadi digital. Hal ini didukung dengan literasi sistem pembayaran masyarakat Indonesia yang lebih terbuka dan masyarakat lebih pintar dalam memilih pilihan pembayaran yang tentunya ke arah cepat dan murah. Sejalan dengan hal tersebut, ke depannya BRI akan melakukan strategi perluasan
channel dengan menggunakan sistem pembayaran BI-FAST, sehingga masyarakat makin mudah mengakses dan melakukan transaksi secara
online. Baca Juga: Pembiayaan CIMB Niaga Syariah Tumbuh 29,4% hingga Semester I Minat nasabah PT Bank Central Asia Tbk menggunakan layanan BI Fast Payment (BI-Fast) juga cukup tinggi. Sejak diimplementasikan hingga Juni 2022, total transaksinya mencapai 67 juta dengan nilai 271 triliun. Vera Eve Lim Direktur Keuangan BCA memperkirakan bahwa transaksi BI-Fast akan semakin mengalami pertumbuhan signifikan hingga akhir tahun. Ia bilang, BCA telah mengimplementasikan infrastruktur pada platform myBCA, KlikBCA (
internet banking BCA), dan BCA mobile. Sementara Bank Mandiri telah mencatat 130 juta transaksi BI-Fast sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini.
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, untuk mensosialisasikan layanan BI Fast pada super app Livin, perseroan telah menyiapkan edukasi cara melakukan transfer BI Fast bagi nasabah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi