Ini persiapan Kementan hadapi peluang krisis pangan global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan pangan dunia Food and Agriculture Organitation (FAO) memprediksi, krisis pangan global bakal terjadi lantaran masih merebaknya pandemi Covid 19.

Merespon hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai menyiapkan skema penanggulangan kemungkinan adanya krisis pangan global.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan sudah menyiapkan, paling tidak dua skema untuk menanggulangi hal tersebut. Pertama, melaksanakan gerakan percepatan tanam serentak.


Baca Juga: Bangun ketahanan pangan nasional, pemerintah akan dirikan food estate di Kalimantan

Kedua, melakukan penyediaan sarana produksi, dan ketiga penyediaan pembiayaan usaha pertanian yang bersumber dari KUR dan bantuan modal usaha bagi petani skala kecil.

"Sasaran kami adalah menumbuhkan peningkatan produksi pangan sekitar 7%. Ini perlu diimplementasikan dengan kebijakan-kebijakan yang sudah berjalan," kata Syahrul dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (4/6).

Terdapat 11 bahan pangan pokok yang mendapat perhatian khusus pemerintah, diantaranya padi beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng.

Dalam menjalankan semua kebijakan tersebut, menurutnya, pemerintah sudah melaksanakan tiga fase pembangunan. Fase pertama, berupa agenda jangka pendek, fase kedua agenda jangka menengah dan fase ketiga adalah menjalankan agenda jangka panjang.

Baca Juga: Sejak awal pandemi, Kementan beri perhatian lebih kepada petani

"Kebijakan dan program tersebut bersifat antisipatif, akseleratif, dan fokus pada penanganan gangguan akibat pandemi Covid-19, namun masih dalam koridor kebijakan dan program yang telah dirancang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian," imbuhnya.

Kementan sendiri diketahui sudah menjalankan berbagai kebijakan dan program peningkatan produksi sesuai Visi Pertanian tahun 2020-2024, yaitu mewujudkan Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern berdasarkan asas Gotong Royong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari