Ini pertimbangan BRI sebelum terbitkan obligasi



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk melihat adanya potensi untuk menerbitkan obligasi global baru ke depannya, selain penerbitan global bond untuk refinancing surat utang yang sudah ada. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan penerbitan obligasi global baru ini akan memperhatikan bagaimana permintaan terhadap kredit valas. “Yang sudah pasti, BRI akan menerbitkan obligasi valas untuk melakukan refinancing obligasi global yang jatuh tempo pada 28 Maret 2018 nanti,” ujar Haru kepada KONTAN, Minggu (13/11). Nantinya, obligasi global yang akan digunakan untuk refinancing utang ini maksimal akan sebesar Rp 500 juta atau setara dengan jumlah obligasi global yang diterbitkan pada 2013 lalu.

Terkait dengan apakah BRI akan mengeluarkan obligasi global selain untuk refinancing global bond pada 2013 lalu, Haru mengatakan hal tersebut masih dalam pembahasan. Hal ini dengan mempertimbangkan permintaan terhadap kredit valas pada 2017 mendatang. Dengan kondisi pasar global yang masih lesu, maka permintaan valas secara umum akan turun. Haru belum bisa memprediksi bagaimana permintaan valas ke depannya karena terkait dengan beberapa faktor ketidakpastian dari luar negeri. Sebagai informasi, sebelumnya emiten berkode BBRI itu menerbitkan obligasi global itu dengan tenor lima tahun pada 28 Maret 2013 serta bunga tetap 2,95% per tahun. Saat obligasi itu diterbitkan, peringkat surat utang perseroan yang dikeluarkan lembaga pemeringkat Moody's dan Fitch masing-masing adalah Baa3 dan BBB-. Jumlah dana yang didapatkan perseroan dari penerbitan obligasi global saat itu sepenuhnya digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie