JAKARTA. Perlambatan ekonomi global yang masih berlanjut diyakini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun begitu, ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2013 masih bisa tumbuh sekitar 6% - 6,4%. Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi misalnya, dalam proyeksinya, pada kuartal I 2013 ekonomi Indonesia tumbuh 1,6% dibanding kuartal IV 2012 lalu. Nah, "Secara tahunan, ekonomi Indonesia di kuartal I 2013 masih bisa tumbuh 6,2%," ujarnya akhir pekan lalu. Menurutnya, penggerak utama pertumbuhan ekonomi kuartal I 2013 masih berasal dari konsumsi masyarakat dan investasi baik dalam negeri maupun penanaman modal asing (PMA). Sedangkan ekspor masih belum bisa diandalkan karena permintaan global belum pulih. Eric bilang, sebenarnya dari sisi konsumsi masyarakat mulai ada dampak negatif (penurunan daya beli) akibat kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan kenaikan harga komoditas pangan yang mendongkrak inflasi. Namun, daya beli masyarakat sedikit tertolong dengan kenaikan upah minimum pekerja (UMP) sehingga dampak negatif bisa sedikit diredam. Untuk investasi, kata Eric, di kuartal I 2013 pertumbuhannya masih cukup tinggi. "Pasar Indonesia masih cukup kuat sehingga arus investasi masih cukup tinggi," jelasnya. Seperti diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal I 2013 sebesar Rp 93 triliun atau tumbuh 30,6% ketimbang periode yang sama tahun 2012. Pertumbuhan investasi ini lebih rendah ketimbang kuartal I 2012 yang mencapai 32,8% ketimbang kuartal I 2011. Hanya saja, Eric bilang kinerja belanja pemerintah masih sangat rendah di kuartal I tahun ini, sehingga belum banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sepakat dengan Eric, Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada A.Tony Prasetyantono mengatakan penyerapan anggaran pemerintah yang sangat rendah membuat sumbangannya terhadap pertumbuhan sangat kecil. Dalam perkiraan Tony, ekonomi Indonesia kuartal I 2013 hanya akan tumbuh sekitar 6%, jauh lebih rendah ketimbang realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2012 yang sebesar 6,3%. Selain karena penyerapan anggaran pemerintah yang masih rendah, kata Tony, tekanan neraca perdagangan yang masih tinggi juga membuat potensi pertumbuhan ekonomi mengecil. Sehingga, "Pendorongnya hanya konsumsi dan investasi, terutama investasi yang tumbuh hampir 30%," jelas Tony. Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal I 2013 hanya akan tumbuh 6,2%. Alasannya, motor penggerak ekonomi yang bisa diharapkan hanya konsumsi masyarakat dan investasi, sementara ekspor dan belanja pemerintah masih minim.
Ini pertumbuhan ekonomi kuartal satu versi ekonom
JAKARTA. Perlambatan ekonomi global yang masih berlanjut diyakini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun begitu, ekonom yang dihubungi KONTAN memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2013 masih bisa tumbuh sekitar 6% - 6,4%. Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi misalnya, dalam proyeksinya, pada kuartal I 2013 ekonomi Indonesia tumbuh 1,6% dibanding kuartal IV 2012 lalu. Nah, "Secara tahunan, ekonomi Indonesia di kuartal I 2013 masih bisa tumbuh 6,2%," ujarnya akhir pekan lalu. Menurutnya, penggerak utama pertumbuhan ekonomi kuartal I 2013 masih berasal dari konsumsi masyarakat dan investasi baik dalam negeri maupun penanaman modal asing (PMA). Sedangkan ekspor masih belum bisa diandalkan karena permintaan global belum pulih. Eric bilang, sebenarnya dari sisi konsumsi masyarakat mulai ada dampak negatif (penurunan daya beli) akibat kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan kenaikan harga komoditas pangan yang mendongkrak inflasi. Namun, daya beli masyarakat sedikit tertolong dengan kenaikan upah minimum pekerja (UMP) sehingga dampak negatif bisa sedikit diredam. Untuk investasi, kata Eric, di kuartal I 2013 pertumbuhannya masih cukup tinggi. "Pasar Indonesia masih cukup kuat sehingga arus investasi masih cukup tinggi," jelasnya. Seperti diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal I 2013 sebesar Rp 93 triliun atau tumbuh 30,6% ketimbang periode yang sama tahun 2012. Pertumbuhan investasi ini lebih rendah ketimbang kuartal I 2012 yang mencapai 32,8% ketimbang kuartal I 2011. Hanya saja, Eric bilang kinerja belanja pemerintah masih sangat rendah di kuartal I tahun ini, sehingga belum banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sepakat dengan Eric, Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada A.Tony Prasetyantono mengatakan penyerapan anggaran pemerintah yang sangat rendah membuat sumbangannya terhadap pertumbuhan sangat kecil. Dalam perkiraan Tony, ekonomi Indonesia kuartal I 2013 hanya akan tumbuh sekitar 6%, jauh lebih rendah ketimbang realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2012 yang sebesar 6,3%. Selain karena penyerapan anggaran pemerintah yang masih rendah, kata Tony, tekanan neraca perdagangan yang masih tinggi juga membuat potensi pertumbuhan ekonomi mengecil. Sehingga, "Pendorongnya hanya konsumsi dan investasi, terutama investasi yang tumbuh hampir 30%," jelas Tony. Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal I 2013 hanya akan tumbuh 6,2%. Alasannya, motor penggerak ekonomi yang bisa diharapkan hanya konsumsi masyarakat dan investasi, sementara ekspor dan belanja pemerintah masih minim.