Ini Pesan Joe Biden yang Terakhir Kalinya di Majelis Umum PBB



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terakhir kalinya pada hari Selasa (24/9/3034). 

Melansir Reuters, Biden menyatakan bahwa perang Rusia di Ukraina telah gagal. Dan bahwa solusi diplomatik antara Israel dan Hizbullah Lebanon masih mungkin dilakukan.

Dengan sisa empat bulan masa jabatannya, Biden melangkah ke mimbar bermarmer hijau di Majelis Umum PBB dengan perang di Ukraina, Jalur Gaza, dan Sudan yang masih berkecamuk dan kemungkinan akan berlangsung lebih lama dari masa jabatannya sebagai presiden, yang berakhir pada bulan Januari.


Ia berusaha meredakan ketegangan karena perang yang berlangsung hampir setahun antara Israel dan militan Palestina Hamas di Jalur Gaza yang terkepung kini mengancam akan melanda Lebanon.

"Perang skala penuh tidak menguntungkan siapa pun, bahkan jika situasinya telah meningkat, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan," katanya kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.

Di tengah tepuk tangan meriah, Biden meminta Israel dan Hamas untuk menuntaskan persyaratan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diajukan oleh AS, Qatar, dan Mesir.

Kepresidenan Biden juga didominasi oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berada di aula pertemuan untuk mendengar Biden berbicara dan menekankan dukungan AS untuk negaranya.

Baca Juga: Konflik Hizbullah-Israel Memanas, Lebanon: Hanya AS yang Bisa Menghentikan Ini

"Kabar baiknya adalah perang Putin telah gagal mencapai tujuan utamanya. Ia bermaksud menghancurkan Ukraina, tetapi Ukraina masih bebas," kata Biden.

Dia menambahkan, "Kita tidak boleh lelah, kita tidak boleh berpaling, dan kita tidak akan menghentikan dukungan kita untuk Ukraina, tidak sampai Ukraina menang dengan perdamaian yang adil dan langgeng."

Menurut para blogger perang Rusia dan media pemerintah, Rusia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, termasuk sekitar 80% wilayah Donbas. Pasukan Rusia telah mulai menyerbu kota Vuhledar di Ukraina timur, benteng yang telah menahan serangan Rusia sejak awal perang.

Biden akan mendengar dari Zelenskiy tentang rencana perdamaian Ukraina yang baru saat mereka bertemu di Washington pada hari Kamis. 

Seorang pejabat AS mengatakan rencana tersebut mungkin mirip dengan rencana sebelumnya yang menyerukan lebih banyak persenjataan dan dukungan untuk pertempuran Ukraina.

Melawan China dan Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah, telah menghabiskan sebagian besar waktu presiden.

Baca Juga: Situasi Memanas, Pentagon: AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie