JAKARTA. Arus lalu lintas dari Jalan MT Haryono yang hendak masuk ke pintu Tol Bogor (Jagorawi) depan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur, dikhawatirkan menyebabkan kemacetan di pintu keluar Tol Halim, atau tepatnya di perempatan lampu merah Halim dari barat ke arah timur. Sebab, meski rambu larangan untuk putar balik terpasang pada perempatan tersebut, masih banyak kendaraan yang melanggar rambu tersebut. Hal ini seperti diungkapkan John (47), sopir "Pe Taksi" yang biasa mangkal di depan Bandara Halim Perdanakusuma. John mengatakan, banyak kendaraan dari MT Haryono yang melanggar rambu larangan berputar balik sehingga menyebabkan kemacetan di perempatan lampu merah Halim. "Kalau jam sibuk pulang kerja sore, apalagi hari Jumat, dari MT Haryono yang arah mau masuk Tol Jagorawi numpuk sampai di flyover," kata John kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2014). John mengatakan, untuk memutar balik menuju arah UKI dari MT Haryono, itu hanya bisa dilintasi pengendara dengan lurus masuk ke Jalan Halim Perdanakusuma dan memutar balik di depan kantor BKKBN. Namun, putaran balik itu jaraknya sekitar 500 meter sehingga banyak pengendara enggan memilih jalur itu. "Orang juga mau muter di BKKBN enggak mau, jauh ke sana lagi. Sama saja macet juga di sana," ujar John. Terlebih lagi, lanjut dia, jika penerbangan domestik di Bandara Halim mulai diberlakukan, tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi lalu lintas di sana. Selain itu, menurutnya, penjagaan dari petugas lalu lintas di perempatan itu tidak dilakukan setiap hari sehingga banyak pengendara yang masih colong-colongan melanggar rambu lalu lintas di sana. "Itu sekarang saja sebelum bandara dibuka domestik gitu. Nanti kalau sudah dibuka kita enggak tahu lagi," tutur John. Pada waktu pagi hari, lanjutnya, kemacetan di perempatan Halim menurutnya terjadi akibat kendaraan yang keluar di pintu keluar Tol Halim menuju MT Haryono. Kemacetan biasanya terjadi mulai pukul 07.00-09.00. Itu saja, menurut John, baru satu persoalan. Sebab, ada empat jalan lain yang menjadi pintu masuk menuju Bandara Halim, seperti Jalan DI Pandjaitan, Jalan Mayjen Soetoyo, jalan dari arah Tol Bekasi (Pinang Ranti-Makassar) tembus Halim, dan dari PGC, Cililitan, serta Jalan MT Haryono itu sendiri. Lima jalur ini, lanjutnya, bisa dijadikan akses bagi penumpang menuju bandara, atau untuk warga yang tinggal wilayah Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. "Artinya, semua kendaraan sudah pasti beradu karena masuk dari lima pintu itu," ujar John. Dalam penelusuran Kompas.com, jalan menuju Halim juga dilintasi kendaraan dari pusat dan selatan, misalnya dari arah Kampung Melayu dan dari Jalan Dewi Sartika dari Kalibata. Pertemuan akan terjadi di halte seberang kantor BNN, dengan kendaraan dari Jalan MT Haryono. Kemacetan biasa timbul karena persilangan arus baik yang hendak turun menuju Jalan DI Pandjaitan (lewat by pass) atau yang menanjak menuju Halim atau masuk ke tol arah Pondok Gede-Cikampek.(Robertus Belarminus)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini potensi titik macet menuju bandara Halim
JAKARTA. Arus lalu lintas dari Jalan MT Haryono yang hendak masuk ke pintu Tol Bogor (Jagorawi) depan Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur, dikhawatirkan menyebabkan kemacetan di pintu keluar Tol Halim, atau tepatnya di perempatan lampu merah Halim dari barat ke arah timur. Sebab, meski rambu larangan untuk putar balik terpasang pada perempatan tersebut, masih banyak kendaraan yang melanggar rambu tersebut. Hal ini seperti diungkapkan John (47), sopir "Pe Taksi" yang biasa mangkal di depan Bandara Halim Perdanakusuma. John mengatakan, banyak kendaraan dari MT Haryono yang melanggar rambu larangan berputar balik sehingga menyebabkan kemacetan di perempatan lampu merah Halim. "Kalau jam sibuk pulang kerja sore, apalagi hari Jumat, dari MT Haryono yang arah mau masuk Tol Jagorawi numpuk sampai di flyover," kata John kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2014). John mengatakan, untuk memutar balik menuju arah UKI dari MT Haryono, itu hanya bisa dilintasi pengendara dengan lurus masuk ke Jalan Halim Perdanakusuma dan memutar balik di depan kantor BKKBN. Namun, putaran balik itu jaraknya sekitar 500 meter sehingga banyak pengendara enggan memilih jalur itu. "Orang juga mau muter di BKKBN enggak mau, jauh ke sana lagi. Sama saja macet juga di sana," ujar John. Terlebih lagi, lanjut dia, jika penerbangan domestik di Bandara Halim mulai diberlakukan, tidak bisa dibayangkan bagaimana kondisi lalu lintas di sana. Selain itu, menurutnya, penjagaan dari petugas lalu lintas di perempatan itu tidak dilakukan setiap hari sehingga banyak pengendara yang masih colong-colongan melanggar rambu lalu lintas di sana. "Itu sekarang saja sebelum bandara dibuka domestik gitu. Nanti kalau sudah dibuka kita enggak tahu lagi," tutur John. Pada waktu pagi hari, lanjutnya, kemacetan di perempatan Halim menurutnya terjadi akibat kendaraan yang keluar di pintu keluar Tol Halim menuju MT Haryono. Kemacetan biasanya terjadi mulai pukul 07.00-09.00. Itu saja, menurut John, baru satu persoalan. Sebab, ada empat jalan lain yang menjadi pintu masuk menuju Bandara Halim, seperti Jalan DI Pandjaitan, Jalan Mayjen Soetoyo, jalan dari arah Tol Bekasi (Pinang Ranti-Makassar) tembus Halim, dan dari PGC, Cililitan, serta Jalan MT Haryono itu sendiri. Lima jalur ini, lanjutnya, bisa dijadikan akses bagi penumpang menuju bandara, atau untuk warga yang tinggal wilayah Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. "Artinya, semua kendaraan sudah pasti beradu karena masuk dari lima pintu itu," ujar John. Dalam penelusuran Kompas.com, jalan menuju Halim juga dilintasi kendaraan dari pusat dan selatan, misalnya dari arah Kampung Melayu dan dari Jalan Dewi Sartika dari Kalibata. Pertemuan akan terjadi di halte seberang kantor BNN, dengan kendaraan dari Jalan MT Haryono. Kemacetan biasa timbul karena persilangan arus baik yang hendak turun menuju Jalan DI Pandjaitan (lewat by pass) atau yang menanjak menuju Halim atau masuk ke tol arah Pondok Gede-Cikampek.(Robertus Belarminus)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News