Ini prediksi analis untuk emiten Sinar Mas yang sahamnya turun sepanjang 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten Grup Sinar Mas menorehkan kenaikan harga saham sepanjang 2019 ini. Meskipun begitu, ada juga anggota grup ini yang menorehkan koreksi harga saham.

Mereka adalah emiten crude palm oil (CPO) PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Selain itu, produsen kertas PT  Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).

Saham SMAR yang turun 8,15% ytd ke level Rp 3.720, INKP turun 34,85% ke Rp 7.525, dan TKIM turun 5,41% menjadi Rp 10.500 per saham.


Baca Juga: Arah bunga BI akan menentukan pergerakan IHSG sepekan ke depan

Meskipun begitu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat, ke depannya, saham-saham tersebut berpeluang untuk menorehkan kenaikan harga. Menurut dia, saham SMAR akan mendapat sentimen positif dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kembali memanas.

Pasalnya, perang dagang membuat China menghentikan impor kedelai dari AS dan menggantinya dengan CPO. “Apalagi saham CPO sudah berada dalam tren penurunan selama dua tahun ke belakang.

Dengan adanya sentimen positif ini, penurunan saham CPO akan tertahan dan mulai kembali naik,” kata Chris saat dihubungi Kontan.co.id,  Minggu (18/8).  

Baca Juga: Perang dagang mereda, IHSG diprediksi menguat besok

Emiten lainnya yang berpeluang untuk menorehkan kenaikan harga saham adalah produsen pulp dan kertas Sinar Mas. Meski sepanjang tahun ini kinerjanya agak tertekan karena penurunan harga kertas dunia, Chris melihat isu pemangkasan pajak dapat membantu emiten ini untuk menaikkan labanya ke depan. 

Baca Juga: Begini persiapan Semen Indonesia (SMGR) menghadapi persaingan bebas

Sebelumnya, pemerintah memang berencana melakukan terobosan untuk meraih investasi dan meningkatkan ekspor sebanyak-banyaknya. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah segera melakukan pemangkasan pajak besar-besaran dalam beberapa sektor usaha.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk buy INKP dengan target harga hingga akhir tahun Rp 10.000 per saham. Menurut Chris, jika dibandingkan dengan TKIM, fundamental INKP masih lebih kuat.

"Dengan PER hanya 9x dan PBV hanya 0.75x, harga ini tergolong cukup murah jika mengingat adanya isu pemangkasan pajak,” kata dia. 

Baca Juga: Peter Lynch: Beli apa yang Anda pahami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .