KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) menguat 4,93% sejak awal tahun hingga akhir pekan lalu. Pada penutupan Jumat lalu (1/3), IHSG menguat sebesar 56,54 poin atau 0,88% ke level 6.499,88. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji memprediksi, IHSG akan cenderung terkonsolidasi atau
sideways selama Maret. Ia memproyeksikan IHSG berada di rentang 6.370–6.590. Nafan menyebut, para pelaku pasar akan lebih cenderung
wait and see sembari mengamati proses berjalannya Pemilu 2019. “Saya rasa, para pelaku pasar optimistis Pemilu akan berlansung lancar. Tapi biasanya pasar politisi, pebisnis, akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/3).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menyebut, semakin mendekati pemilu para pelaku pasar akan cenderung
wait and see. William bilang, IHSG akan terdongkrak jika pihak petahana memenangkan Pilpres 2019 pada April mendatang. “Kita tahu, asing senang dengan pertahana, maka jika pertahana menang IHSG bisa menguat lagi karena optimisme mereka kembali. Namun jika pertahana kalah, mungkin pasar akan
sideways dulu menunggu arah dan kebijakan pemerintah yang baru,” jelas William kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3). William memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 6.550 – 6.600 pada kuartal pertama tahun ini. Sepanjang Maret, William menjelaskan, ada sejumlah sentimen yang akan mewarnai IHSG seperti laporan keuangan emiten, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan pelemahan ekonomi global. “Dan
indexing, seperti MSCI dan FTSE yang baru-baru ini terjadi,” imbuhnya. Nafan juga menggarisbawahi sejumlah sentimen negatif yang bisa mengganggu pertumbuhan IHSG selama Maret, seperti data neraca perdagangan Indonesia yang diproyeksikan masih akan mengalami defisit. “Ini bisa memberikan sentimen negatif bagi indeks,” kata Nafan. Sentimen negatif lainnya berasal dari eksternal, seperti perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok yang diprediksi masih akan berlangsung dengan alot. “Adapun untuk The Fed saya rasa tidak akan menaikkan suku bunga acuannya. Kalaupun akan naik cenderung pada kuartal keempat sambil melihat perkembangan ekonomi global, seperti ekonomi Eropa atau Tiongkok saat ini,” jelas Nafan.
Di samping sentimen negatif, Nafan menambahkan, ada juga sentimen positif yang akan mampu mendorong penguatan Indeks selama Maret. Pertama, Inflasi Indonesia akan cenderung stabil. Kedua, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang masih akan dipertahankan di level 6%. “Sebenarnya, dalam tahun ini pergerakan indeks tidak perlu dikhawatirkan,” jelas Nafan. Nafan menyarankan, para investor untuk mencermati baik sentimen domestik maupun eksternal selama Maret. Untuk trader, Nafan merekomendasikan, saham-saham
LQ45 yang pergerakannya cenderung defensif alias tidak terpengaruh tren penurunan pasar, seperti
TLKM dan
PTBA. “Keduanya pergerakannya
sideways, tapi kalau untuk
trading, aman,” kata Nafan. Bagi investor jangka panjang, Nafan menyarankan untuk menyimak saham-saham yang pergerakan turun dan jenuh jual, seperti
ASII,
UNTR. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati