JAKARTA. Produk makanan dan minuman (mamin), furnitur, kertas, dan seafood Indonesia mempunyai potensi pasar yang besar di Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional pada saat melakukan kunjungan untuk berdialog dengan beberapa importir di wilayah barat AS, Los Angeles. Produk mamin Indonesia, lanjut Nus diminati khususnya di wilayah California. Untuk dapat terus meningkatkan ekspor produk mamin ke AS, Nus bilang Indonesia akan meminimalisasi hambatan dan kendala eksportasi seperti membuat industri UKM Indonesia dapat memenuhi ketentuan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), US Food and Drug Administration (FDA), dan termasuk US Department of Agriculture. Terkait pemberian label, pembuatan kemasan, desain dan ukuran produk, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diharapkan dapat memberikan bantuan teknis kepada UKM produk mamin Indonesia. Ekspor produk furnitur Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berpeluang meningkat dua kali lipat. Hal ini disebabkan karena produksi furnitur asal RRT yang dikenal sebagai produsen furnitur terbesar di dunia dikenakan anti-dumping sangat tinggi yaitu sekitar 100% ke pasar AS. "Saat ini merupakan kesempatan yang tepat untuk meningkatkan ekspor furnitur," kata Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam siaran persnya, Senin (7/4). Karakteristik pasar AS yang memiliki empat musim akan menjadi peluang pasar bagi pengusaha furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspornya dengan membuat produk yang sesuai dengan karakter pasar AS tersebut Selain itu, menurut Nus, beberapa produk kertas asal Indonesia yang mempunyai pasar yang baik di AS adalah tissue untuk semua jenis. Produk ini menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Dalam dialog yang dilakukan dengan importir produk seafood, Nus mengatakan bahwa 91% kebutuhan seafood Amerika dipasok dari impor. Selain udang, produk potensial seafood yang banyak diminati di pasar AS adalah tuna segar, nila, dan pangasius (patin). Saat ini, ekspor udang Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar karena tidak dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini produk Indonesia yang berpeluang masuk ke AS
JAKARTA. Produk makanan dan minuman (mamin), furnitur, kertas, dan seafood Indonesia mempunyai potensi pasar yang besar di Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional pada saat melakukan kunjungan untuk berdialog dengan beberapa importir di wilayah barat AS, Los Angeles. Produk mamin Indonesia, lanjut Nus diminati khususnya di wilayah California. Untuk dapat terus meningkatkan ekspor produk mamin ke AS, Nus bilang Indonesia akan meminimalisasi hambatan dan kendala eksportasi seperti membuat industri UKM Indonesia dapat memenuhi ketentuan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), US Food and Drug Administration (FDA), dan termasuk US Department of Agriculture. Terkait pemberian label, pembuatan kemasan, desain dan ukuran produk, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diharapkan dapat memberikan bantuan teknis kepada UKM produk mamin Indonesia. Ekspor produk furnitur Indonesia ke Amerika Serikat (AS) berpeluang meningkat dua kali lipat. Hal ini disebabkan karena produksi furnitur asal RRT yang dikenal sebagai produsen furnitur terbesar di dunia dikenakan anti-dumping sangat tinggi yaitu sekitar 100% ke pasar AS. "Saat ini merupakan kesempatan yang tepat untuk meningkatkan ekspor furnitur," kata Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam siaran persnya, Senin (7/4). Karakteristik pasar AS yang memiliki empat musim akan menjadi peluang pasar bagi pengusaha furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspornya dengan membuat produk yang sesuai dengan karakter pasar AS tersebut Selain itu, menurut Nus, beberapa produk kertas asal Indonesia yang mempunyai pasar yang baik di AS adalah tissue untuk semua jenis. Produk ini menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Dalam dialog yang dilakukan dengan importir produk seafood, Nus mengatakan bahwa 91% kebutuhan seafood Amerika dipasok dari impor. Selain udang, produk potensial seafood yang banyak diminati di pasar AS adalah tuna segar, nila, dan pangasius (patin). Saat ini, ekspor udang Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar karena tidak dikenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News