KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Infovesta secara
year to date (YtD) per Mei 2024, menyatakan unitlink berjenis pasar uang memberikan rata-rata imbal hasil (
return) tertinggi dibanding jenis lain, yaitu sebesar 1,29%. Adapun salah satu produk milik PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (MSIG Life), yakni Excellink Cash Fund, menjadi salah satu produk unitlink pasar uang yang mencatatkan imbal hasil tertinggi. Head of Customer and Marketing MSIG Life Lukman Auliadi menyampaikan per Mei 2024, produk unitlink pasar uang Excellink Cash Fund mencatatkan kinerja tertinggi sebesar 1,83%.
"Kinerja positif itu didorong oleh tingginya suku bunga Bank Indonesia (BI). Tingginya suku bunga BI dapat menjadi katalis positif bagi
fund pasar uang. Sebab, seiring naiknya suku bunga, maka imbal hasil pada instrumen pasar uang juga meningkat," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/6).
Baca Juga: AAJI Menyebut Produk Unitlink Masih Berpotensi Tumbuh Lukman menerangkan unitlink pasar uang umumnya memiliki kinerja yang lebih stabil dan positif dibandingkan jenis lainnya. Bahkan, dia bilang kinerjanya dapat tetap positif di tengah gejolak ekonomi dan pasar saat ini. "Unitlink pasar uang memiliki kinerja yang lebih stabil karena alokasi investasinya ditempatkan pada deposito dan obligasi kurang dari 1 tahun yang rendah risiko dan fluktuasi. Dengan demikian, dapat memberikan imbal hasil atau kinerja yang lebih konsisten," ujarnya. Lukman menyampaikan unitlink pasar uang masih dapat menjadi pilihan investasi nasabah ke depannya. Hal itu karena suku bunga kemungkinan masih tinggi untuk waktu yang lebih lama, sehingga dapat memberikan imbal hasil yang masih menarik ke depannya. Selain itu, Lukman menyebut unitlink pasar uang juga menarik bagi nasabah dengan profil risiko sangat konservatif. Dia bilang profil risiko yang sangat konservatif umumnya sangat menghindari risiko tinggi dan mengutamakan keamanan modal.
Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Unitlink Pasar Uang Makin Cuan Lukman juga mengatakan unitlink pasar uang dapat dipilih sebagai aset untuk diversifikasi bagi nasabah dengan profil risiko moderat dan agresif. Tujuannya, yakni untuk menjaga kestabilan nilai investasi, sambil menunggu untuk masuk kembali ke aset yang lebih berisiko.
Sementara itu, Lukman menerangkan ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan kinerja unitlink pasar uang menurun. Dia berpendapat salah satu faktornya, yakni menurunnya suku bunga BI. Dia menerangkan BI diperkirakan akan memangkas suku bunga setelah The Fed memangkas suku bunga. Hal itu kemungkinan terjadi pada September 2024. "Adapun pemangkasan suku bunga The Fed akan bergantung pada penurunan inflasi dan kondisi lapangan kerja di Amerika Serikat," kata Lukman. Selain unitlink pasar uang, data Infovesta menerangkan unitlink pendapatan tetap juga mencetak rata-rata imbal hasil positif per Mei 2024 sebesar 0,05%. Namun, unitlink campuran tercatat terkontraksi 1,71%. Begitu juga dengan unitlink saham yang terkontraksi 3,32% per Mei 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati