KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menebar beragam insentif fiskal untuk sektor otomotif untuk tahun 2025. Yang menarik, insentif kali ini tidak hanya menyasar mobil listrik saja, melainkan juga mobil hybrid. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi RI Airlangga Hartanto mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk mobil hybrid mulai tahun 2025. Hanya saja, Airlangga belum memaparkan syarat mobil hybrid yang berhak mendapat insentif tersebut. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto bilang, pihaknya menyambut positif keputusan pemerintah yang menebar berbagai insentif pajak untuk industri otomotif, termasuk mobil hybrid.
Hal ini cukup penting mengingat mobil hybrid juga merupakan kendaraan yang rendah emisi dan hemat penggunaan bahan bakar. Kontribusi penjualan mobil hybrid pun sejauh ini lebih besar ketimbang mobil listrik. Walau begitu, Gaikindo tetap mengingatkan bahwa tantangan industri otomotif nasional tetap berat pada tahun depan. "Sebab, ada pungutan-pungutan lain yang harus ditanggung konsumen, seperti opsen PKB (pajak kendaraan bermotor) dan BBNKB (bea balik nama kendaraan bermotor)," kata Jongkie, Senin (16/12).
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Makin Terpuruk Imbas Pemberlakuan PPN 12% Mulai 1 Januari 2025, Gaikindo sendiri memproyeksikan penjualan mobil nasional bisa kembali ke level 1 juta unit pada 2025 mendatang. Bila merujuk data Gaikindo, penjualan
wholesales (pabrik ke dealer) mobil hybrid nasional mencapai 47.955 unit pada Januari-Oktober 2024. Pabrikan asal Jepang cukup mendominasi pasar mobil hybrid di Tanah Air. Toyota tampil menjadi pemimpin pasar mobil hybrid nasional dengan realisasi penjualan
wholesales sebanyak 28.850 unit hingga Oktober 2024. Terdapat beberapa model hybrid Toyota yang dipasarkan di Indonesia. Di antaranya Kijang Innova Zenix HEV, Yaris Cross HEV, Corolla Altis Hybrid, Corolla Cross Hybrid, Camry Hybrid, Alphard Hybrid, dan Vellfire Hybrid. Khusus untuk Kijang Innova dan Yaris Cross HEV, kedua model ini telah diproduksi langsung di Tanah Air. Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, Toyota mengapresiasi kebijakan pemerintah yang turut memberikan insentif PPnBM 3% untuk mobil hybrid. "Tentunya kebijakan ini untuk mendukung industri otomotif nasional dan perkembangan kendaraan ramah lingkungan," tutur dia, Senin (16/12). Selain Toyota, Suzuki juga memasarkan mobil hybrid melalui model All New Ertiga Hybrid, XL7 Hybrid, dan Grand Vitara Hybrid. Hingga Oktober 2024, penjualan
wholesales mobil hybrid Suzuki tercatat sebanyak 13.163 unit.
Baca Juga: Pemerintah Tebar Insentif Pajak untuk Mobil Listrik dan Hybrid di 2025 Harold Donnel, 4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyatakan, pihaknya masih mengamati perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan insentif PPnBM DTP untuk mobil hybrid, apalagi pemerintah belum menerbitkan peraturan teknis kebijakan tersebut. "Saat ini kami masih menunggu detail regulasi dan mekanisme yang akan diterbitkan pemerintah terhadap konteks pemberian insentif kepada mobil hybrid," imbuh dia, Senin (16/12). Pabrikan asal Jepang lainnya, Honda, juga menjual mobil hybrid melalui model All New CR-V 2.0 e:HEV dan New Accord HEV dengan total penjualan wholesales 2.327 unit pada Januari-Oktober 2024. Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan, Honda juga tengah mempelajari lebih lanjut kebijakan insentif PPnBM untuk mobil hybrid serta menunggu aturan turunannya dari pemerintah. Secara umum, Honda menilai kebijakan seperti ini akan membantu kelangsungan bisnis otomotif nasional. "Kebijakan ini dapat menggerakkan perekonomian dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Billy, Senin (16/12). Sementara itu, pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai juga siap bersaing di pasar mobil hybrid berbekal adanya insentif pajak dari pemerintah pada 2025.
Baca Juga: Lengkap, Ini Paket Perdana Stimulus Ekonomi Prabowo Subianto Di tahun 2024, Hyundai telah meluncurkan all-new Santa Fe varian hybrid yang diproduksi langsung di Indonesia, sementara model lainnya New Tucson Hybrid masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU).
"Sebagai salah satu pemain otomotif di Indonesia, kami terus berusaha berkembang melalui investasi dan semoga pemerintah terus mendukung usaha dari Hyundai," pungkas
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Franciscus Soerjopranoto, Senin (16/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari