Ini proyek listrik yang segera ditandatangan PLN



JAKARTA. Pemerintah menargetkan penandatanganan kontrak pembangkit listrik sebesar 21.589 MW hingga akhir 2015. Kontrak itu menjadi bagian dari proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.

Data Kementerian ESDM menyebutkan, target tersebut terdiri atas penandatanganan kontrak perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) antara PT PLN (Perseo) dan pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) sebesar 15.220 MW. Sisanya sebesar 6.369 MW adalah penandatangan kontrak antara PLN dengan kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).

Proyek-proyek IPP yang akan ditandatangani kontrak PPA-nya pada 2015 sebagian besar berjenis PLTU. Pada Agustus 2015, proyek IPP skala besar yang ditandatangani antara lain PLTU Jawa 1 (ekspansi Cirebon) berkapasitas 1x1.000 MW dan PLTU Jawa 8 (ekspansi Cilacap) 1x1.000 MW.


Lalu, pada Oktober 2015, proyek IPP skala besar lainnya yang diteken adalah PLTU Jawa 5 2x1.000 MW dan PLTU Jawa 7 2x1.000 MW. Pada November 2015, antara lain PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Jawa 4 (ekspansi Tj Jati B) 2x1.000 MW, dan PLTGU Jawa 1 2x800 MW.

Sedang pada Desember, proyeknya antara lain PLTGU/MGU Jawa-Bali 3 (peaker) 500 MW. Untuk kontrak EPC, sebagian besar proyek yang bakal ditandatangani pada 2015 adalah pembangkit berbahan bakar gas.

Pembangkit gas skala besar yang akan ditandatangani kontrak EPC-nya antara lain PLTGU Grati (peaker) 450 MW pada Juli 2015 dan PLTG/PLTMG (mobile power tersebar) 1.565 MW pada November 2015.

Proyek pembangkit gas lainnya yang diteken kontrak EPC-nya pada Desember 2015 antara lain PLTGU Muara Karang (peaker) 500 MW, PLTGU Jawa 2 (Tj Priok) 800 MW, dan PLTGU Muara Tawar (add on unit 2, 3, 4) 650 MW.

Seperti diketahui pemerintah telah mencanangkan pembangunan pembangkit listrik sebanyak 291 unit dengan kapasitas total 42.940 MW dalam lima tahun (2015-2019). Pembangkit tersebut terdiri atas program pembangkit baru sebesar 35.000 MW dan pembangkit yang sedang dalam tahap pembangunan (on going) 7.000 MW. Total kebutuhan investasi pembangunan pembangkit 42.940 MW itu diperkirakan US$ 53,663 miliar.

Selain pembangkit, program tersebut didukung 732 proyek transmisi sepanjang 46.597 kilometer sirkuit (kms) dengan kebutuhan investasi 10,893 miliar dolar AS dan pembangunan 1.375 gardu induk berkapasitas 108.789 MVA senilai 8,386 miliar dolar. Dengan demikian, total kebutuhan pendanaan megaproyek tersebut dalam lima tahun mencapai US$ 72,942 miliar atau setara Rp 950 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa