Ekonom: Rupiah di 2014 akan di atas 10.000



JAKARTA. Mata uang Garuda masih belum mampu bangkit hingga tahun depan. Setidaknya, inilah prediksi mengenai rupiah versi Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Ekonom Universitas Gadjah Mada. 

Dia meramal, hingga tahun depan, nilai tukar rupiah akan berada di atas Rp 10.000 per dollar Amerika. Hal ini bahkan akan menjadi titik keseimbangan baru rupiah.

Ketika ditemui dalam Seminar Investment Prospect into 2014 di Jakarta hari ini (22/8), Tony memprediksi, rupiah akan stabil di level Rp 10.000-10.200 per dollar AS pada tahun depan. Prediksinya itu cukup jauh dari proyeksi pemerintah dalam RAPBN 2014 yang masih optimistis rupiah bisa bertahan di level Rp 9.750 pada 2014.


“Yang saya tidak mengerti, kurs rupiah yang asumsinya ditetapkan pemerintah 9.750. Itu bagus, tapi tidak realistis. Sangat tidak realistis ketika neraca perdagangan sedang defisit. Defisit perdagangan harus ditolong dengan nilai tukar rupiah yang melemah. Itu baru realistis," tutur TonySelain itu, dalam hal tingkat inflasi, dirinya meramal tingkat inflasi Indonesia di 2014 secara year on year (yoy) bisa mencapai 5,5%-6,5%. Sedangkan di RAPBN 2014. inflasi diprediksi hanya 4,5 (yoy). Sementara, pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pemerintah tahun depan adalah 6,4%. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi Tony yang mematok pertumbuhan di level 6,0%-6,2%.Perlu diketahui bahwa pada semester I 2013, defisit transaksi berjalan atau current deficit Indonesia mencapai 4,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Tony, normalnya bagi Indonesia defisit transaksi berjalan adalah 2,5% dari PDB. Selain itu dirinya juga bilang bahwa defisit neraca perdagangan Indonesia di semester I yang mencapai U$ 3,3 miliar adalah sejarah defisit tertinggi sejak 1961.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie