KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, Indonesia punya hajat demokrasi yakni pemilihan umum (pemilu). Pesta demokrasi ini akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024. Sejumlah lembaga internasional telah membagikan pandangan mereka terkait prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024. Proyeksinya pun beragam. Beberapa lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 akan stagnan alias tidak berubah dari tahun 2023.
Ada lembaga yang menebak, ekonomi Indonesia 2024 akan tumbuh lebih rendah dari tahun 2023. Namun, ada yang meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan lebih tinggi dari tahun ini. Bank Pembangunan Asia (ADB), ambil contoh, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 sebesar 5,0% yoy atau sama dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023. Dalam Asian Development Outlook yang terbit bulan lalu, Senior Country Economic ADB Henry Ma menyebut, salah satu hal yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan karena tahun politik akan menghambat kinerja investasi. Memang bila melihat pola musiman, biasanya menjelang pemilihan umum (pemilu) atau sebelum ada kepastian politik, para pelaku usaha cenderung mengerem ekspansi. Henry melihat, pertumbuhan investasi yang akan tersendat adalah investasi bangunan. "Kalau investasi mungkin akan lemah, dan khususnya investasi di bangunan akan lemah selama setahun ke depan. Berkaitan dengan kondisi politik," kata dia.
Baca Juga: IMF Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Depan Lesu Namun, Henry menegaskan ini bukan berarti kinerja investasi akan berhenti. Setelah ada kepastian politik, ia melihat peluang ekspansi bisnis menjadi opsi yang baik. Hanya, ia mewanti-wanti, perhelatan pemilu harus bisa dilaksanakan secara lancar. "Bila pemilu dan serah terima jabatan pimpinan negara berjalan lancar, ini yang akan memacu investasi dunia usaha," tambah Henry. Kabar baiknya, Henry yakin konsumsi rumah tangga akan tetap solid. Seiring dengan mobilitas yang telah dibuka dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga daya beli. Ini juga yang bisa menjadi bekal bagi para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi pada tahun depan dan turut mendorong roda perekonomian. Dana Moneter Internasional (IMF) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 sebesar 5,0% yoy atau sama dengan perkiraan tahun 2023. Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2023, IMF melihat masih ada dampak dari ketidakpastian global yang salah satunya datang dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Hanya, IMF bilang, dampak terhadap negara berkembang lebih terukur. Seiring dengan tingkat inflasi yang lebih teregulasi, juga komponen harga komoditas dalam perhitungan inflasi inti yang tak terlalu besar.
Baca Juga: Bank Dunia: Lonjakan Utang di Asia Dapat Menghambat Pertumbuhan Kawasan Sementara, Bank Dunia melihat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024, bila dibandingkan dengan 2023. Dalam laporan bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomI Indonesia tahun depan sebesar 4,9% yoy. Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari Bank Dunia yang sebesar 5,0% yoy. Bank Dunia menyebut, salah satu hal yang perlu dikhawatirkan Indonesia adalah perlambatan ekonomi China, sehubungan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di negara Tembok Besar itu. Saat ini, salah satu masalah yang tengah dihadapi China adalah pelemahan investasi bangunan. Sebagai mitra ekonomi Indonesia, kelesuan ekonomi China lesu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024. Hitungan Bank Dunia, akan ada pengurangan hampir 0,1% poin terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia bila ekonomi China melemah pada tahun depan. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lebih optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia di 2024.
OECD memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2% yoy tahun depan, atau lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2223 yang sebesar 4,9% yoy. Hal ini seiring dengan tingkat inflasi yang melandai di Indonesia, sehingga menjadi daya dukung bagi pertumbuhan permintaan dalam negeri.
Baca Juga: Akan Jadi Anggota OECD, Indonesia Bentuk Komite Nasional, Ini Tugasnya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat