KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,28% ke 6.041,37 pada Jumat (27/8). Namun selama sepekan, IHSG masih menguat 0,17%. Analis Erdhika Elit Sekuritas Ivan Kasulthan mengatakan, sentimen selama pekan ini sebenarnya relatif sepi dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, pada awal pekan ini, ada senttimen positif yakni pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan kembali melakukan burden sharing dengan tujuan penanganan pandemi Covid-19. BI berencana membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan, sekaligus menanggung biayanya. Harapannya, langkah ini dapat membantu mengangkat pertumbuhan ekonomi.
Namun, di sisi lain, pekan ini pelaku pasar cenderung memperhatikan sentimen dari luar negeri yaitu dari Amerika Serikat (AS) oleh bank sentral The Fed yang akan mengumumkan simposium tahunan pada akhir pekan ini.
Baca Juga: Asing catat net buy Rp 956 miliar sepekan, saham-saham ini banyak banyak dikoleksi The Fed berencana melakukan
tapering seiring dengan tercapainya tingkat inflasi tahun ini. Langkah ini diperlukan, agar dapat mengatur laju tingkat inflasi yang terlalu tinggi. "Efeknya akan berdampak terhadap emerging market termasuk Indonesia, yang menyebabkan akan adanya capital outflow di Indonesia," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (27/8). Dengan adanya tapering, harga obligasi menjadi turun dan dapat mengerek tingkat yield dari obligasi tersebut. Sehingga, investor lebih tertarik untuk berinvestasi ke Amerika Serikat. Adapun hasil simposium The Fed yang diperkirakan baru akan direspons awal pekan depan, menjadi salah satu sentimen yang berpotensi memberatkan pergerakan IHSG nantinya. Selain itu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi rilis data ekonomi PMI manufacturing dari beberapa negara seperti China, Zona Europa, dan AS. Adapun data PMI manufacturing diperkirakan masih akan ekspansi. Selanjutnya, akan ada rilis data inflasi dari Zona Eropa dan Indonesia yang juga diproyeksikan akan tumbuh positif. Ini menunjukkan, bahwasanya pertumbuhan ekonomi sudah mulai pulih di tengah pandemi Covid-19.
"IHSG diperkirakan masih akan bergerak
sideways antara level support 5.940 dan resistance 6.150 minggu depan ," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (27/8). Senada, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mencermati, investor memang cenderung
wait and see menunggu hasil Jackson Hole Symposium yang digelar kemarin malam dan malam ini. Adapun pelemahan IHSG yang terjadi hari ini pun diperberat oleh pelaku pasar yang cenderung menunggu. "Jika The Fed cenderung dovish, ada potensi IHSG bergerak menguat," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (27/8). Namun, secara teknikal, IHSG masih akan sideways dengan suport di 6.035 dan resistance di 6.135. Untuk perdagangan Senin pekan depan, IHSG berpotensi bergerak mixed di kisaran tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat