Ini proyeksi pertumbuhan ekonomi Q1 dari 10 ekonom



JAKARTA. Laju pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini diperkirakan hanya berkisar 4,9%-5%. Sebanyak 5 dari 10 ekonom yang disurvei KONTAN yakin ekonomi kuartal I-2017 tumbuh 4,9% year on year (YOY), sementara lima orang ekonom lainnya memperkirakan di kisaran angka 5% YoY.

Tergerusnya konsumsi rumah tangga menjadi catatan mengapa pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 tidak bisa lebih tinggi lagi. Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri bakal mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017, Jumat (5/5) hari ini.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama di tahun ini di angka 4,92% YoY. Penyebabnya, konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB) melambat. Sebab, daya beli masyarakat tergerus akibat kenaikan tarif listrik pelanggan 900 watt.


Melambatnya konsumsi rumah tangga awal tahun terkonfirmasi dari sejumlah indikator. Seperti penjualan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang turun. Itu menunjukkan konsumsi masyarakat kelas menengah bawah melambat. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I- 2017, penjualan RALS turun 0,2% menjadi Rp 1,482 triliun dari Rp 1,485 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Penjualan ritel secara umum pada kuartal pertama 2017 juga turun 0,25% dibanding kuartal I-2016. Hal ini juga sejalan dengan indeks penjualan ritel berdasarkan hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada Februari dan Maret 2017 yang lebih lambat dibanding Januari, meski optimisme konsumen meningkat.

Melambatnya permintaan juga tercermin dari volume impor yang turun, meski nilainya naik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor pada periode Januari-Maret 2017 turun 1,12% YoY, sementara nilai impor naik 14,83% YoY. "Sedangkan dari sisi investasi ada perbaikan sehingga pertumbuhan kami perkirakan ada kecenderungan ke atas, ke 4,95%," kata Lana kepada KONTAN, Kamis (4/5).

Sebelumnya Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 13,2% YoY. Angka itu lebih tinggi dibandingkan kuartal keempat 2016 yang tumbuh 9,6% YoY.

Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Akbar Suwardi memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini 4,96% YoY. Walau pertumbuhan konsumsi tidak terlalu tinggi, tapi masih menjadi pendorong utama.

Ekonomi tidak bisa melaju lebih kencang karena realisasi belanja pemerintah tidak naik signifikan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi belanja negara hingga 31 Maret 2017 mencapai Rp 400 triliun naik tipis 2,56% YoY. Dari jumlah itu, realisasi belanja modal tumbuh 15,69% YoY yang menjadi penyumbang pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

Akbar melihat, kinerja ekspor membaik, tetapi kenaikan volume tidak terlalu signifikan hanya 3%-4% YoY. Data BPS menujukkan, nilai ekspor kuartal I tumbuh 20,84% YoY, tetapi volumenya hanya tumbuh 6,53% YoY.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 sejumlah ekonom:

Nama Ekonom Perusahaan/Lembaga Q1-2017 (E)
Eric Sugandi SHKA Institute for Global Competitiveness 4,90%
Bhima Yudhistira Adhinegara Indef 4,90%
Lana Soelistianingsih Samuel Aset Manajemen 4,95%
Akbar Suwardi BRI 4,96%
Josua Pardede Bank Permata 4,97%
Andry Asmoro Bank Mandiri 5%
Aldian Taloputra Standard Chartered Bank 5,03%
David Sumual BCA 5,06%
Juniman Maybank Indonesia 5,06%
Damhuri Nasution Danareksa 5,06%
Darmin Nasution Menteri Koordinator bidang Perekonomian 5,10%
Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior BI       4,99%-5%
Sumber: hasil wawancara KONTAN

Lebih optimistis

Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memperkirakan, laju ekonomi kuartal I tahun ini bisa mencapai 5,03% YoY karena didorong kinerja ekspor dan investasi. "Konsumsi sedikit melambat dan kami pikir belanja partai politik naik selama Pilkada," kata.

Jika proyeksi itu benar maka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 akan lebih tinggi dari periode sama 2016. Pada kuartal I-2016 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,92% YoY karena lemahnya konsumsi pemerintah dan kinerja investasi. Sementara di kuartal keempat, ekonomi hanya melaju 4,94% YoY karena pengaruh pemangkasan pengeluaran pemerintah.

Sebelumnya BI menyatakan pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini lebih rendah dari perkiraan awal. Sebab, pertumbuhan konsumsi rumah tangga berpotensi melambat, tercermin dari pertumbuhan penjualan eceran dan motor yang menurun karena proses konsolidasi korporasi yang masih berlanjut.

"Kalau forecasting BI mungkin 4,99% sampai lima koma nol sekian persen," kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara. Bank sentral memperkirakan, pertumbuhan ekonomi akan naik pada kuartal kedua karena perbaikan investasi dan ekspor. Sedangkan konsumsi diperkirakan relatif stabil.

Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini bisa menyentuh 5,1% YoY. Selain perbaikan ekspor, kenaikan harga komoditas juga ditransmisikan ke dalam peningkatan penghasilan masyarakat di wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Selain itu musim panen raya tahun ini kembali jatuh ke kuartal pertama. Berbeda di tahun lalu, yaitu musim panen bergeser ke kuartal kedua. Darmin juga optimistis, pertumbuhan sepanjang tahun ini bisa mencapai 5,3% YoY. Pendorong pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah yang semakin besar, serta peran swasta dan rumah tangga yang naik karena paket kebijakan ekonomi 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia