Ini rahasia kopi lanang yang membuatnya istimewa



KEDIRI. Masyarakat lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan resep penambah vitalitas pria dengan mengonsumsi biji kopi lanang. Resep tersebut rupanya telah ada sejak dulu kala dan turun temurun.

Lalu, seperti apa biji kopi lanang? Kopi lanang atau peaberry coffee dalam sebutan dagang internasionalnya, mempunyai bentuk yang berbeda dengan biji kopi pada umumnya. Bentuknya lebih bulat dan cenderung utuh tanpa terbelah.

Padahal pada umumnya, buah kopi jika dibuka kulit luarnya, selalu terdiri dari dua belahan biji dan agak gepeng. Mungkin dari bentuknya inilah kemudian disebut sebagai kopi lanang. Lanang sendiri dalam bahasa Jawa berarti laki-laki.


Kopi lanang bukan berasal dari varietas tanaman kopi tertentu. Setiap jenis tanaman kopi baik robusta, arabika, ataupun jenis lainnya, memungkinkan menghasilkan buah dengan biji berbentuk tunggal ini. Hanya saja, kemungkinan adanya kopi lanang pada tiap pohon kopi cenderung sedikit.

Beberapa hal yang menyebabkan terbentuknya kopi lanang, -sebagaimana dikutip Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian dari beberapa ahli dalam situs resminya-, karena masalah penyerbukan yang tidak maksimal akibat rusaknya putik karena gangguan serangga ataupun angin. Bisa juga karena malnutrisi pada saat pembuahan, karena pohon sudah tua ataupun pohon mengalami stres. Atau, bisa pula akibat kelainan genetik.

Andri Setyo Widodo, Kepala Pengelola Argo Wilis, sebuah produsen pengolahan kopi lanang yang ada di kawasan wisata Irenggolo di lereng Gunung Wilis mengatakan, rata-rata dalam satu kilogram kopi umum, kandungan kopi lanangnya maksimal hanya mencapai 0,5 ons saja.

“Jadi sebenarnya kopi lanang itu berasal dari proses sortir kopi biasa, bukan karena varietas tanaman khusus. Namun karena langkanya itu, harganya juga menjadi mahal,” kata Andri akhir pekan lalu.

Saat ini, keberadaan kopi lanang memang belum sebombastis kopi luwak yang lebih dulu menjadi tren di kalangan masyarakat luas. Padahal, secara citarasa, kualitas kopi ini tidak jauh berbeda dengan kopi yang dihasilkan proses pencernaan hewan luwak itu. Bahkan kandungan kafeinnya disebut lebih tinggi yakni 2,1%.

“Kopi lanang hanya dikenal di kalangan tertentu saja. Contohnya masyarakat sini yang percaya kopi lanang sebagai penambah vitalitas pria,“ tandasnya.

Wilayah Besuki di Kecamatan Mojo selama ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi di Kabupaten Kediri. Kopi yang dihasilkan adalah jenis robusta. Di wilayah itu pada zaman penjajahan Belanda pernah berdiri sebuah pabrik kopi. (M Agus Fauzul Hakim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa