Ini ramalan dua analis tentang langkah IHSG



JAKARTA. Pada perdagangan kemarin (11/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris ditutup dengan penurunan dalam. Beruntung bagi indeks, detik-detik terakhir jelang penutupan, terjadi aksi beli pada sektor keuangan terjadi sehingga IHSG hanya turun tipis 0,2% ke level 4.296,5.Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas menjelaskan, ditutupnya IHSG di zona merah kemarin itu lantaran IHSG dilanda aksi profit taking setelah mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut. "Tapi, profit taking yang terjadi masih dalam batas kewajaran," imbuhnya, Kamis (12/9).Nah, secara fundamental maka sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini masih tidak jauh dari sentimen seputar batalnya agresi militer Amerika Serikat (AS), data ekonomi China yang membaik, sikap wait and see terkait pengumuman hasil rapat BI, dan melemahnya rupiahnya di pasar spot."Jadi, IHSG hari ini kami proyeksikan akan bergerak konsolidasi dengan kisaran support 4.309 dan resistance 4.400," ujar Purwoko.Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities memiliki pandangan senada. Faktor-faktor tersebut masih akan mempengaruhi laju IHSG hari ini.Atas dasar itu pula, dia memperkirakan IHSG akan bergerak sideways di tengah beragamnya perkembangan yang terjadi semalam dimana Dow Jones menguat +0,89% sementara EIDO: US turun 2,02%. "Level perherakannya ada di kisaran 4.269-4.394," ucapnya.Edwin merekomendasi beberapa saham seperti BMRI, ADRO, CPIN, SMRA, AKRA, UNTR, ITMG, TINS, ANTM, INDY, MAPI, PTBA, CTRA, dan INCO.Sementara secara teknikal, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, memperkirakan jika IHSG akan bergerak di support 4.262-4.315 dan resistance 4.368-4.415. Dasarnya, indeks berpola menyerupai dark cloud di atas middle bollinger bands (MBB). MACD masih naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic sedikit tertahan kenaikannya."Dengan adanya pola tersebut biasanya mengindikasikan akan adanya pelemahan. Semoga saja ada pergerakan kontradiktif dari IHSG dan diharapkan profit taking yang terjadi tidak terlalu berlebihan sehingga masih dapat mempertahankan tren kenaikannya," papar Reza.Reza menambahkan, saham SMRA, ASII, BBCA, dan ADRO. Saham-saham lain seperti BMRI, CPIN, MAPI, TINS, GGRM, MAIN, dan CTRS juga tak kalah menariknya untuk dicermati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie