JAKARTA. Berdasarkan hasil riset yang dirilis pada hari ini (28/10), Mandiri Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dipengaruhi oleh dua sentimen besar. Pertama, sentimen dari luar negeri seperti pasar saham AS yang bergerak sideways seiring kejatuhan harga minyak. Penguatan dialami indeks Dow Jones Industrial Average sebesar +0,07%. Sementara indeks S&P 500 membukukan pelemahan -0,15%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh hasil stress test bank di Eropa. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang -0,24%. Sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat tipis +0,03%. "Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo telah melaksanakan sidang kabinet perdana dengan para Menterinya dan menyampaikan tiga fokus pembangunan, yaitu sektor pangan, maritim dan energi. Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya infrastruktur. Untuk mendukung itu, pemerintah setidaknya membutuhkan 25 ribu megawatt listrik untuk mendukungnya," papar Mandiri Sekuritas.
Ini ramalan IHSG versi Mandiri Sekuritas
JAKARTA. Berdasarkan hasil riset yang dirilis pada hari ini (28/10), Mandiri Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dipengaruhi oleh dua sentimen besar. Pertama, sentimen dari luar negeri seperti pasar saham AS yang bergerak sideways seiring kejatuhan harga minyak. Penguatan dialami indeks Dow Jones Industrial Average sebesar +0,07%. Sementara indeks S&P 500 membukukan pelemahan -0,15%. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh hasil stress test bank di Eropa. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang -0,24%. Sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat tipis +0,03%. "Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo telah melaksanakan sidang kabinet perdana dengan para Menterinya dan menyampaikan tiga fokus pembangunan, yaitu sektor pangan, maritim dan energi. Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya infrastruktur. Untuk mendukung itu, pemerintah setidaknya membutuhkan 25 ribu megawatt listrik untuk mendukungnya," papar Mandiri Sekuritas.