KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) optimistis kinerja bisnisnya masih bertumbuh tahun depan. Di segmen lahan industri, AKRA menargetkan mampu menjual lahan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) seluas 130 hektare (Ha) tahun depan. Target penjualan lahan AKRA tersebut berada di atas estimasi Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan, dimana Hasan mengestimasi AKRA hanya bisa menjual lahan seluas 85 Ha tahun depan. Estimasi ini mencerminkan pandangan konservatif Hasan terhadap investasi asing dan domestik di tahun politik selama berlangsungnya pemilihan umum (Pemilu). Adapun AKRA membukukan penjualan lahan sekitar 90 Ha sepanjang 2023. Realisasi ini berada sedikit di bawah perkiraan Hasan, dimana Hasan memperkirakan AKRA bisa menjual lahan seluas 97 Ha.
Setelah membukukan total penjualan lahan seluas 29 Ha pada sembilan bulan pertama 2023, JIIPE kembali membukukan penjualan lahan seluas 61 Ha pada kuartal IV-2023, yang berasal dari investor yang berbasis di Hongkong. Baca Juga:
KEK JIIPE Milik AKR Corporindo (AKRA) Terjual hingga 90,6 Ha Sepanjang 2023 Dengan estimasi serah terima lahan ke Hebang yang diundur ke kuartal I-2024, Hasan menurunkan estimasi penjualan lahan AKRA tahun ini menjadi 90 Ha. Imbasnya, Hasan melakukan sedikit melakukan penyesuaian terhadap perkiraan laba bersih tahun ini yang turun 1,6% menjadi Rp 2,71 triliun dari sebelumnya Rp 2,75 triliun. Hasan juga mengestimasi pertumbuhan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) AKRA yang konservatif di tahun depan. Manajemen memperkirakan pertumbuhan volume penjualan BBM sebesar 5%-6% yoy di 2024, didorong oleh permintaan dari klien di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Namun demikian, Hasan mengestimasi pertumbuhan yang lebih konservatif di segmen BBM, yakni hanya tumbuh sekitar 1%, sehingga penjualan BBM tahun depan berada di kisaran 2,5 juta liter. Asumsi konservatif ini dengan mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan produksi batubara di tengah koreksi harga yang terus berlanjut. Perlu diingat bahwa 50% dari volume penjualan AKRA di sektor pertambangan berasal dari sektor batubara.
Hasan menyematkan rating
buy saham AKRA dengan target harga Rp 2.000 per saham. Hasan melihat adanya potensi kenaikan estimasi laba bersih jika AKRA mampu mencapai target kinerja yang mereka pasang. ”Jika AKRA mampu mencapai target bisnis perdagangan dan distribusi serta target penjualan lahan, maka ini dapat membawa laba bersih AKRA tumbuh sekitar 15% yoy menjadi Rp 3 triliun pada tahun depan,” tulis Hasan dalam riset, Kamis (14/12). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari