KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cemindo Gemilang Tbk (
CMNT) alias Semen Merah Putih merilis teknologi baru untuk produk Beton Modular Pracetak atau Prefabricated Modular Concrete. Inovasi ini berfokus pada beton pracetak dan prategang untuk perumahan. Inovasi yang dilakukan melalui anak perusahaan CMNT, PT Motive Mulia alias Beton Merah Putih, ini salah satunya bertujuan untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. CMNT pun menyiapkan biaya investasi di atas Rp 100 miliar untuk inovasi produk beton precast.
Direktur Operasional PT Motive Mulia, Akhmad Syamsuddin mengatakan, untuk membangun satu integrated plan butuh nilai investasi sekitar Rp 100 miliar.
Baca Juga: Cemindo Gemilang (CMNT) Catat Rugi Rp 176,7 Miliar per Kuartal III 2024 “Nilainya cukup besar, sehingga kami banyak bekerja sama dengan banyak pihak, baik dari BUMN dan swasta,” ujarnya saat ditemui Kontan di BSD, Kamis (7/11). Saat ini, CMNT punya 16 pabrik dengan rincian 13 pabrik readymix dan 3 pabrik precast. Untuk pabrik readymix, nilai investasinya Rp 30 miliar. “Produksi pabrik readymix itu untuk suplai produksi beton. Dengan teknologi precast baru, penjualan semen (readymix) bisa meningkat 20% ke depan,” paparnya. Selain kecepatan dan efisiensi proses konstruksi, sistem modular Beton Merah Putih juga sudah mengadopsi teknologi dan bahan ramah lingkungan. Penggunaan bahan ramah lingkungan makin dibutuhkan dalam pembangunan yang masif dan berkelanjutan, sesuai kebijakan pemerintah untuk pelaksanaan proyek nasional. “Untuk produk Prefabricated Modular Concrete ini, kami juga sudah sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menggunakan semen non-OPC untuk mendukung sustainable construction. Ini kami berkolaborasi dengan Semen Merah Putih,” ungkapnya. Melansir laporan keuangan, pendapatan neto dari kontrak dengan pelanggan CMNT tercatat sebesar Rp 6,49 triliun per kuartal III 2024. Raihan ini turun 5,34% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 6,86 triliun per kuartal III 2023. Perseroan juga mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar Rp 176,7 miliar per kuartal III 2024. Ini berbanding terbalik dari laba bersih Rp 209,71 miliar per kuartal III 2023. Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, kinerja CMNT hingga kuartal III 2024 ini masih kurang baik. Hal itu diperkirakan masih akan berlanjut di kuartal IV 2024 hingga 2025.
Namun, jika momentum program pembangunan 3 juta rumah dari pemerintahan Presiden Prabowo bisa dimanfaatkan dengan baik, bukan tak mungkin kinerja CMNT bisa pulih. “Kinerja CMNT bisa memperbaiki kinerja manakala perseroan bisa memanfaatkan program 3 juta rumah dan juga inovasi di sektor precast diterima pelaku pasar,” ujarnya kepada Kamis (7/11). Di sisi lain, Nafan melihat pergerakan saham CMNT masih kurang likuid. Melansir RTI, saham CMNT sudah turun 10,75% sejak awal tahun alias year to date (ytd).
Alhasil, Nafan belum memberikan rekomendasi untuk CMNT. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham CMNT ada di level support Rp 920 per saham dan resistance Rp 990 per saham. Herditya pun merekomendasikan
speculative buy untuk CMNT dengan target harga Rp 1.025 - Rp 1.060 per saham. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham CMNT ada di level support Rp 815 per saham dan resistance Rp 1.015 per saham. William pun merekomendasikan
buy on weakness dengan target harga Rp 1.015 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari