KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) diprediksi meningkat di tahun 2024. Peningkatan kinerja CTRA disokong oleh kenaikan
marketing sales yang kuat. Analis CGS International Sekuritas Indonesia Baruna Arkasatyo mengatakan, CTRA menargetkan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba kotor untuk tahun 2024 sebesar 8% secara tahunan atau
year on year (YoY). Adapun pertumbuhan EPS ditargetkan sebesar 5% YoY dengan margin laba kotor yang stabil di kisaran 49%-50%. CTRA juga menyiapkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun-Rp 2 triliun. Dana itu diperkirakan akan dialokasikan untuk akuisisi
landbank.
Meski begitu, Baruna lebih
bullish dibandingkan manajemen CTRA. Sehingga CGS International menurunkan proyeksi pendapatan bersih 2024 dan NPAT sebesar 10% untuk memperhitungkan panduan dan penjualan persediaan yang lebih besar dari perkiraan pada 2022-2023.
Baca Juga: Ini Saham Pilihan & Potensi Rotasi Sektor di Semester II Pasca IHSG Balik ke 7.000 Selain itu, Baruna memproyeksi bahwa CTRA akan membukukan pendapatan bersih di 2024 sebesar Rp 10,04 triliun. Sementara di 2025 dan 2026, pendapatan CTRA diprediksikan masing-masing sebesar Rp 11,1 triliun dan Rp 11,5 triliun, tumbuh 10% YoY dan 3% YoY. Sementara laba bersih di 2024 diperkirakan Rp 1,96 triliun. Lalu di 2025 dan 2026, masing-masing sebesar Rp 2,2 triliun dan Rp 2,4 triliun atau tumbuh 12% YoY dan 8% YoY. Lonjakan pendapatan sebesar 10% YoY pada 2025 akan didorong oleh rekor tertinggi
marketing sales 2023 sebesar Rp 10,2 triliun. Sekitar 61% akan diserahterimakan pada 2025. Lebih lanjut, Baruna menyampaikan bahwa pertumbuhan kinerja CTRA secara tahunan memang melemah 3% di kuartal I-2024, terutama disebabkan oleh efek dasar yang tinggi karena
presales di sepanjang tahun 2023. Sebaliknya,
presales di sepanjang tahun 2024 tidak dibebankan ke kuartal I-2024, di tengah lambatnya aktivitas peluncuran produk karena adanya pemilu dan Ramadan. Meskipun demikian,
presales CTRA di kuartal I-2024 masih berada di atas rata-rata historis musiman 5 tahun sebesar 23%. Karena
presales di kuartal tersebut mencapai 30% dari
presales setahun penuh 2024 yang didukung oleh insentif Pajak Penambahan Nilai (PPN). "Selain itu, karena peluncuran produk baru CTRA akan meningkat pada kuartal II-2024, kami memperkirakan pertumbuhan presales 1H24 akan meningkat 13% yoy. CTRA berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan presales FY24F sebesar 13% yoy, sesuai dengan perkiraan kami, yang menurut kami terlewatkan di tengah pelemahan IHSG di bulan April," kata Baruna, dalam risetnya, Rabu 8 Mei 2024.
Baca Juga: Roller Coaster di Semester I, Cek Arah IHSG dan Saham Unggulan Analis di Semester II Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memperkirakan bahwa kinerja CTRA berpotensi tumbuh menguat dengan beberapa sentimen positif yaitu, seperti permintaan rumah yang cenderung stabil terutama di segmen menengah ke atas yang menjadi fokus CTRA. Kemudian, CTRA juga akan meluncurkan proyek-proyek terbarunya, salah satunya proyek CitraLand Gresik Kota yang akan diluncurkan di semester II mendatang. Sentimen positif lain adalah inflasi yang perlahan turun. Menurut Audi, diversifikasi beberapa kluster yang menyasar
middle to low dan
middle to up menjadi kunci terjaganya
marketing sales di kuartal pertama 2024. Tercatat CTRA membukukan pendapatan
marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun atau turun 4% secara YoY, dengan kontribusi besar berasal dari harga rumah Rp 1 - Rp 3 miliar yang ditopang juga insentif dari pemerintah. "Kami melihat lonjakan dalam rentang harga ini cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya hanya menyumbang sebesar 40% terhadap
pre sales, di kuartal pertama 2024 menyumbang sebesar 54% terhadap
pre sales," kata Audi kepada Kontan.co.id, Senin (1/7). Untuk itu, Audi berpandangan positif pada target kinerja CTRA di tahun 2024, dengan beberapa produk anyar yang menjadi penopang, seperti dari wilayah Sumatra, Surabaya dan Sekitar Jakarta. Dia menilai, meski insentif PPN mulai berlaku hanya 50% untuk maksimal rumah seharga Rp 2 miliar, namun Audi memperkirakan bahwa CTRA tetap akan menumbuhkan permintaan di kalangan
middle to up dan
middle to low yang menjadi keunggulan diversifikasi Ciputra. "Ditambah juga dengan adanya potensi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral akan menjadi sentimen pendorong," imbuhnya.
Baca Juga: Tengok Rekomendasi Saham Emiten Properti Usai Insentif PPN DTP 100% Habis Bulan Ini Kendati begitu, Audi mengatakan jika pelonggaran kebijakan suku bunga akan lebih lama dari perkiraan dan juga daya beli yang melemah dari tidak terserapnya penjualan produk baru di tahun ini, maka akan dapat menghambat target CTRA. Sementara itu, Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, kinerja CTRA saat ini masih bagus di saat tren suku bunga tinggi. Untuk itu, dia menilai target CTRA di tahun ini dapat tercapai. Namun, menurutnya, CTRA dan emiten properti lainnya di semester kedua 2024, masih akan berat apabila suku bunga tidak kunjung turun dan juga dihapusnya Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100%.
"Bahkan, kedua sentimen tersebut juga berpotensi menurunkan
marketing sales CTRA pada semester kedua 2024 ini," kata Andhika saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/7). Sedangkan untuk sentimen negatifnya, Andhika bilang, datang dari tingginya suku bunga Bank Indonesia serta ketidakpastian ekonomi global maupun domestik. Dengan faktor-faktor tersebut, Andhika merekomendasikan
buy on weakness untuk CTRA dengan target harga Rp 1.200 per saham. Sementara Audi, merekomendasikan
buy untuk CTRA dengan target harga Rp 1.273 per saham. Baruna merekomendasikan
add untuk CTRA dengan target harga Rp1.485 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati