KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (
INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (
TKIM) mencetak kinerja ciamik sepanjang 2021. Kedua emiten kertas Grup Sinarmas ini mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba dua digit. Sepanjang 2021, INKP bersih mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 3,51 miliar. Perolehan ini membawa pendapatan INKP tumbuh 17,76% secara
year on year (yoy) dari US$ 2,98 miliar pada 2020. Indah Kiat mencatatkan laba bersih US$ 527 juta per Desember 2021. Nilai tersebut naik 79,23% secara yoy dari sebelumnya sebesar US$ 294,04 juta.
Bernasib serupa, penjualan bersih sebesar TKIM naik 18,23%. Per Desember 2021 penjualan neto TKIM naik US $1,02 miliar dari sebelumnya US$ 866,45 juta. Dari sisi
bottom line emiten produsen kertas ini mencatatkan laba bersih sebesar US$ 249 juta pada akhir 2021. Capaian tersebut naik 67,86% yoy dari US$ 148,33 juta pada 2020. Baca Juga:
Indah Kiat (INKP) Catat Kinerja Apik Sepanjang 2021, Berikut Prospek Sahamnya di 2022 Analis BNI Sekuritas Mikhail Joshua Siahaan mengatakan, kedua perusahaan ini memiliki prospek yang menarik dengan dua kunci, yakni permintaan dan harga. Dari sisi permintaan dia menilai akan ada peningkatan pada segmen
paper packing akibat
shifting trend ke arah digitalisasi. Sementara dari sisi harga, dia memprediksikan akan ada kenaikan harga komoditas termasuk pulp akibat tensi Rusia dan Ukraina. Ditambah kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan. "Sementara untuk
headwind-nya lebih dari sisi suplai yaitu kenaikan harga bahan baku dan
shipping cost dampak tensi geopolitik akan menyebabkan gangguan rantai pasokan berkelanjutan di 2022," kata Mikhail kepada Kontan.co.id, Senin (11/4).
Baca Juga: Laba Bersih Tjiwi Kimia (TKIM) Naik 67,86% pada 2021 Dia menilai saham INKP dan TKIM masih
undervalued. Ini karena nilai pasar yang terefleksi saat ini masih di bawah nilai fundamental yang diproyeksikan BNI Sekuritas. Mikhail menetapkan target harga pada INKP di level Rp 10.100 per saham. Dia belum menentukan target harga untuk TKIM terbaru, tetapi dia menyebutkan kemungkinan tidak berubah dari sebelum di harga Rp 9.800 per saham.
Baca Juga: Produsen Pulp dan Tisu Grup Sinarmas Meriilis Obligasi Rp 3,5 Triliun di Maret 2022 Sementara itu, Analis Henan Putihrai Sekuritas Mayang Anggita menyarankan
buy on weakness untuk saham INKP di sekitar
trendline jangka panjang sekaligus titik terendah sebelumnya Rp 7.525. "Dengan harapan mampu
rebound menuju 3 lapis MA di
range Rp 7.850-Rp 7.950 hingga akhirnya sampai pada
upper channel di seputaran Rp 8.250," papar Mayang kepada Kontan.co.id, Senin (11/4). Untuk saham TKIM, Mayang merekomendasikan
speculative buy. Dia menganalisis TKIM memasuki area beli di sekitar Rp 6.900-Rp 6.975. Menurut dia,
average up dapat dilakukan ketika TKIM berhasil menghadapi tiga lapis MA di sekitar Rp 7.117. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati