KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten menghuni indeks Kompas100 sudah merilis laporan kinerja semester I-2023. Hasilnya bervariasi, ada yang merekah, tapi ada juga yang tertekan. Dari penghuni
Kompas100 yang sudah merilis laporan keuangan, lonjakan paling kencang ditorehkan oleh PT Gudang Garam Tbk (
GGRM). Meski pendapatan tertekan, tapi laba bersih GGRM. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk GGRM mencapai Rp 3,28 triliun pada semester I-2023. Ini melesat 243,90% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 956,14 miliar di semester I-2022.
Namun laju pertumbuhan emiten rokok, seperti GGRM masih dibayangi oleh tren kenaikan tarif cukai. Sentimen itu pula yang menjadi penekan pada saham-saham perusahaan rokok.
Baca Juga: Penjualan CPO Lesu, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Astra Agro Lestari (AALI) Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menilai meski dibayangi tarif cukai, tetapi menggeliatnya daya beli masyarakat diharapkan bisa menopang kinerja perusahaan. "Walaupun ada kenaikan tarif cukai, tapi permintaan dalam negeri masih solid sehingga dapat mendorong kinerja emiten rokok di paruh kedua," jelas Nafan saat dihubungi Kontan, Kamis (8/3). Rekan sejawat GGRM, PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP) juga mencatatkan pertumbuhan kinerja. Laba bersih HMSP melonjak 23,02% YoY menjadi Rp 3,75 triliun dari Rp 3,04 triliun. Maximilianus Nico Demus,
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan pergerakan saham rokok masih akan bergerak volatil, apalagi masih ada sentimen cukai yang akan menjadi pemberat. Kenaikan laba hingga
triple digit juga ditorehkan oleh PT Barito Pacific Tbk (
BRPT), PT Rukun Raharja Tbk (
RAJA) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) yang masing-masing melonjak 243,40%, 227,22% dan 196,61%. Emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) juga unjuk gigi dengan mencetak laba Rp 1,2 triliun atau melesat 159,02% YoY dari Rp 463,83 triliun. Mengekor BSDE, emiten properti lainnya juga berhasil menerapkan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Misalnya, PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON). Per Juni 2023, SMRA berhasil mencetak laba bersih senilai Rp 433,88 miliar atau meningkat 86,59% secara tahunan. Laba bersih PWON melonjak 45,82% YoY dari Rp 753,5 miliar menjadi Rp 1,09 triliun.
Baca Juga: Prospek Emiten Komponen Otomotif Cemerlang, Simak Rekomendasi Sahamnya Menariknya, kinerja para emiten properti dan
real estate itu tumbuh di tengah rezim suku bunga tinggi. Ini menunjukkan daya beli masyarakat sudah kembali pulih. Namun terlepas dari faktor ekonomi makro, Nico menyebut capaian yang diperoleh para emiten properti juga bisa ditopang oleh upaya para perusahaan untuk menggaet pembeli. "Selain daya beli masyarakat meningkat, banyaknya diskon dan berbagai strategi dari pada emiten juga menjadi pengaruhi. Masih ada potensi pertumbuhan walaupun terbatas," ujar dia.
Masih Berpotensi Melaju
Secara pergerakan indeks, Kompas100 masih lebih unggul dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Per Kamis (3/8), indeks Kompas100 sudah naik 1,96% sementara IHSG baru meningkat 0,69%. Meningkatkan kinerja para menghuni Kompas100 diharapkan turut mendorong laju indeks ini. Secara teknikal, Nafan mencermati indeks Kompas100 masih berada dalam fase
bullish consolidation. "Indeks Kompas100 masih berada dalam fase
bullish consolidation. Indeks ini masih dimotori oleh saham-saham yang berkapitalisasi besar, seperti perbankan," jelas Nafan.
Emiten bank penghuni indeks ini juga masih bertumbuh. Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) yang berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 55,18 triliun atau bertumbuh 22,18% secara tahunan.
Senior Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menuturkan sektor bank masih berpotensi untuk bertumbuh. Meski lambat, tetapi masih permintaan kredit di masyarakat masih ada. "Jika Inflasi yang melandai, pasar berpotensi lebih kondusif di semester kedua ini. Ini akan membuka opsi bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga," katanya. Dari penghuni indeks Kompas100, pilihan Lukman jatuh pada saham PT Bank Danamon Tbk (
BDMN), PT Multi medika Internasional Tbk (
MMIX) dan PT Paninvest Tbk (
PNIN) dengan target
resistance di Rp 3.400, Rp 340 dan Rp 1.300. Sementara untuk sektor properti, Pilarmas Investindo Sekuritas jatuh pada CTRA dengan target harga di Rp 1.300. Kemudian BSDE dengan target Rp 1.250 dan PWON dengan target harga di Rp 550.
Sementara untuk sektor rokok, Nico masih memilih HMSP dengan target harga di Rp 1.100. Kemudian dari sektor konsumer, investor bisa melirik saham ICBP, INDF dan AMRT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi