KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) kian fokus pada bisnis energi ramah lingkungan. Teranyar, UNTR menyelesaikan akuisisi Supreme Energi Rantau Dedap (SERD) yang merupakan perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi. SERD memegang izin usaha panas bumi untuk Wilayah Kerja Rantau Dedap di Muara Enim, Sumatra Selatan. Adapun, kapasitas terpasang PLTP Rantau Dedap Tahap I adalah sebesar 91,2 MW dan semua kapasitas listriknya akan UNTR salurkan kepada PLN. "Kami melihat akuisisi ini secara positif sebagai bagian dari inisiatif diversifikasi bisnis UNTR," tulis analis Phillip Sekuritas, Helen dalam risetnya, Rabu (11/12).
Emiten grup Astra ini memang mulai mengurangi paparan dari batubara. UNTR menargetkan portofolio yang lebih seimbang, yaitu 50% batubara dan 50% non-batubara. Analis OCBC Sekuritas, Budi Rustanto mengatakan, meski membutuhkan upaya yang tak singkat, tetapi Internal Rate of Return (IRR) yang dibutuhkan pada energi terbarukan lebih rendah, yakni 10%-11%. Sementara, untuk investasi secara umum, perusahaan menargetkan IRR di kisaran 12%-15%. Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham BBRI, Analis Sebut Nominal Dividennya Melebihi Ekspektasi Alhasil, belanja modal atawa capital expenditure (capex) di 2025 diperkirakan antara US$ 1 miliar dan US$ 1,1 miliar. Dana itu, terutama untuk pembelian alat berat di bidang kontraktor pertambangan dan pengembangan smelter RKEF. Adapun capex di 2024, UNTR menganggarkan sebesar US$ 900 juta. Selain energi terbarukan, UNTR juga akan fokus pada investasi mineral. "UNTR akan fokus pada urutan prioritas, emas dan tembaga; nikel; bauksit dan bijih besi," sebutnya. Hingga Oktober 2024, UNTR mencatatkan volume penjualan emas sebesar 187.754 Gold Equivalent Ounces (GEOs), naik dari periode yang sama tahun sebelumnya 156.501 GEOs. Lalu, nikel ore sebesar 1.577.762 wet metric ton (wmt). Untuk batubara, UNTR mencatat overburden removal (OB) PAMA naik 6,8% YoY menjadi 1.027 juta bcm. Lalu produksi juga masih naik 14,7% YoY menjadi 125 juta ton. Produksi batubara Tuah Turangga Agung (TTA) naik 19% menjadi 10,9 juta ton. Sementara segmen alat berat, UNTR mencatatkan penurunan volume penjualan menjadi 3.764 unit dari periode yang sama tahun 2023 sebanyak 4.692 unit. Head of Research Ciptadana Sekuritas Asia, Arief Budiman menuturkan, kinerja operasional UNTR sejalan dengan perkiraannya. Sehingga diperkirakan kinerja pendapatan masih akan tumbuh, meski laba bersih diproyeksikan akan lebih rendah, seiring rata-rata harga batubara yang lebih rendah.
UNTR Chart by TradingView