Ini reksadana campuran Tram Alpha dari Trimegah



JAKARTA. Fleksibilitas reksadana campuran dalam rotasi efek aset dasar bisa menjadi kelebihan untuk mereduksi resiko sekaligus mampu mendongkrak kinerja. Produk reksadana campuran keluaran PT Trimegah Asset Management (Trimegah-AM) salah satunya yang memaksimalkan portofolio di efek saham untuk mendongkrak kinerja.

Produk reksadana itu bernama Tram Alpha yang diluncurkan sejak 1 Mei 2013. Direktur Utama Trimegah-AM Denny Thaher mengutarakan kebijakan investasi pada produk ini dapat memaksimalkan porsi efek saham hingga 79% dari dana kelolaan. Sehingga dapat dikatakan Tram Alpha berkarakteristik agresif.

Denny menambahkan pada portofolio di efek saham, Tram Alpha punya kebijakan mengelompokkan sejumlah emiten yang bisa dijadikan aset dasar. “Kami memiliki sistem investasi untuk menciptakan universe yang terdiri atas sekitar 100-110 emiten saham,” ujarnya.


Adapun pemilihan hingga 110 emiten tadi didasarkan oleh tiga faktor utama. Pertama faktor likuiditas yang dilihat dari rata-rata transaksi harian. Kedua batas nilai kapitalisasi pasar tertentu dan ketiga ulasan analisis emiten yang dibuat oleh tim investasi Trimegah-AM.

Denny melanjutkan, tahapan selanjutnya Trimegah-AM akan menerapkan strategi gabungan bottom up dan top down untuk memilih di antara 110 emiten dari mana saja yang layak dijadikan aset dasar. Strategi top down dipakai saat menentukan kondisi makro dan pemilihan sektor. “Kemudian bottom up untuk pemilihan perusahaan,” ungkap Denny.

Pada pemilihan efek surat utang, porsinya relatif kecil hanya sekitar 10% dari dana kelolaan. Menurut Denny, produk ini fokus mengoleksi efek surat utang korporasi. Adapun kriterianya adalah dengan minimum peringkat A- dan yang bertenor antara 3 tahun hingga 5 tahun.

Menurut Denny pemilhan efek surat utang korporasi lantaran pihaknya memprediksi pertumbuhan imbal hasil (return) efek ini sepanjang 2015 bisa mencapai 9,3%. “Hitungannya 8,80% dari rata-rata kupon dan 0,50% dari apresiasi harga,” katanya.

Dengan strategi tersebut, Infovesta Utama mencatat return Tram Alpha sejak akhir tahun 2014 hingga 27 Februari kemarin mencapai 5,03%. Raihan ini bahkan di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kurun waktu sama yang senilai 4,27%.

Per 27 Februari 2015 Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Tram Alpha sebesar Rp 1.185,48. Berarti sejak diterbitkan hampir dua tahun yang lalu, Tram Alpha telah memberi return hingga 18,55%. Denny tak punya target khusus return produk ini. Harapannya kinerja Tram Alpha konsisten di atas indeks acuan.  

Total dana kelolaan Tram Alpha per Januari 2015 sebesar Rp 52,6 miliar. Denny menargetkan jumlah ini bisa meningkat menjadi Rp 100 miliar pada akhir 2015 nanti.

Analis Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan alokasi portofolio yang mayoritas ditempatkan pada efek saham juga berpotensi mengakibatkan pergerakan reksadana tersebut lebih agresif dibandingkan dengan rata-rata reksadana campuran. Sehingga ada peluang volatilitas Tram Alpha relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata reksa dana campuran. "Namun dari segi pemilihan portofolio relatif cukup prospektif," ungkap Vilia.

Mengutip fund fact sheet Tram Alpha per Januari 2015, top holding aset dasar produk ini mayoritas menempatkan dana di sektor perbankan dan properti. Menurut Vilia kedua sektor ini diperkirakan mendapat sentimen positif dari tren inflasi yang melandai serta penurunan suku bunga acuan dan berpotensi mengerek kinerja portofolio reksadana Tram Alpha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto