KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) optimistis bisnis penyaluran kredit masih bisa bertumbuh di pengujung tahun. Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan menyatakan hingga akhir tahun ini, target BNC adalah dapat menyalurkan kredit di kisaran Rp10 triliun hingga Rp11 triliun. “Sedangkan dari sisi pencapaian laba, BNC berhasil catatkan laba mulai dari Juni hingga Oktober tahun ini, dan kami optimistis hingga akhir tahun akan berlanjut. Sedangkan untuk tahun depan, kami menargetkan untuk dapat catatkan laba
full year dan menjadikan tahun 2023 sebagai tahun profitable bagi BNC,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin (21/11). Tjandra mengatakan, seluruh perkembangan positif bisnis tersebut harus dibarengi oleh pengembangan inovasi. Salah satu upaya yang terus dilakukan BNC ialah dengan terus menciptakan inovasi layanan serta memperluas kerja sama dengan seluruh pihak.
Baca Juga: Bank Neo Commerce (BNC) Optimistis Mulai Raup Untung pada 2023 Di tahun 2023, BNC akan terus mengembangkan ekosistemnya dengan terbuka bekerja sama dengan banyak mitra. Selain itu, BNC juga terus memperkenalkan berbagai layanan inovatif, di antaranya meluncurkan VISA Virtual Debit Card, digital bancassurance, program loyalitas nasabah, dan ikut serta dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di tahun 2023. Ia mengatakan akan memanfaatkan momentum pertumbuhan ini hingga akhir tahun. Seiring dengan semakin baiknya efisiensi kinerja operasional dan meningkatnya berbagai kinerja bisnis Perseroan, Ia yakin BNC dapat terus mengoptimalkan kinerjanya di tahun ini dan berlanjut hingga tahun 2023. Adapun hingga akhir kuartal 3-2022, bank bersandi saham
BBYB ini berhasill penyaluran pertumbuhan kredit 131,77% yoy menjadi Rp8,9 triliun. Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) mencermati penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2022 juga terindikasi tumbuh positif. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Oktober 2022 sebesar 32,8% pada Survei permintaan dan penawaran perbankan. Departemen Komunikasi, Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono menyatakan adapun faktor utama yang mempengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut ialah permintaan pembiayaan dari nasabah. Kemudian, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Baca Juga: Bank Digital Makin Ekspansif Mendorong Peningkatan Pengguna Aktif "Sementara itu, untuk keseluruhan periode triwulan IV 2022, penawaran penyaluran kredit baru diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai SBT penyaluran kredit baru diperkirakan sebesar 92,2%, lebih tinggi dibandingkan 84,5% pada triwulan III 2022," ujarnya dalam pernyataan resmi pada Senin (21/11). Adapun permintaan pembiayaan korporasi pada Oktober 2022 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 14,4%. "Kebutuhan pembiayaan terutama dipenuhi dari dana sendiri yang masih menjadi mayoritas sumber, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik. Juga pinjaman atau utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri," tambah Erwin. Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru juga terindikasi tumbuh positif pada Oktober 2022. Mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga: OJK Beberkan Manfaat Wajib Modal Inti Minimum Rp 3 Triliun bagi Bank hingga Regulator "Jenis pembiayaan yang diajukan rumah tangga mayoritas berupa Kredit Multi Guna. Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi responden untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto