KONG KONG. Boomingnya pasar smartphone di India dimanfaatkan oleh produsen handphone asal China, Xiaomi untuk memasarkan produknya di negara tersebut. Sama seperti yang terjadi di Indonesia, peminat Xiaomi di India juga sangat besar. Dari 90.000 ponsel dijual, ada sebanyak 300.000 orang yang mendaftar untuk membeli. Tak heran Xiaomi Redmi 1S yang dibanderol 5.999 rupee atau US$ 98 itu langsung habis hanya dalam waktu empat detik pada Selasa (21/10) kemarin.
Xiaomi bukan satu-satunya produsen ponsel asing di India yang ingin mengambil keuntungan dari besarnya permintaan konsumen untuk ponsel murah. Google, rupanya juga berambisi mengambil ceruk tersebut. Bulan lalu, Google meluncurkan Android One ke pasar India. Dalam meluncurkan Android One, Google menggandeng merek lokal seperti Micromax, Karbonn, dan Spice, yang semuanya memperkenalkan smartphone dengan harga sekitar 6.000 rupee. Caesar Sengupta, Vice President Pengembangan Produk Google di Singapore dan juga kepala proyek Android One mengatakan bahwa India membutuhkan ponsel murah yang lebih baik. Caesar berpendapat, operator seluler India tidak memberikan subsidi kepada konsumennya seperti yang dilakukan oleh operator di Amerika dan negara lainnya. "Di AS, ketika Anda membeli iPhone, harganya US$ 600 sampai US$ 700 tetapi Anda mendapatkan subsidi, sehingga konsumen seperti membeli telepon seharga US$ 200," kata Caesar, seperti dikutip dari businessweek.com, Rabu (22/10). Sehingga konsumen di India, lebih mengutamakan ponsel yang berharga murah. Selain itu, rata-rata pendapatan konsumen India lebih rendah, sedangkan harga ponsel lebih tinggi. "Jadi total harga yang dikeluarkan menjadi terlihat lebih mahal," katanya. Sayangnya, Caesar belum mau mengungkapkan berapa penjualan ponsel yang menggunakan sistem operasi Android One. Ia hanya mengatakan sampai saat ini penjualannya masih berjalan dengan sangat baik untuk ketiga merek ponsel India tersebut.
Menurutnya dengan menggandeng tiga produsen lokal tersebut maka konsumen menjadi memiliki banyak pilihan. Apalagi Google juga berencana untuk menggandeng lagi delapan merek tambahan, baik lokal maupun asing, untuk memperkenalkan Android One. Diantaranya yaitu Lenovo, HTC, dan Acer. Sejatinya, sebelum Xiaomi memasuki pasar pun, India kekurangan ponsel murah. Jadi apa alasan Google harus repot-repot mempromosikan One Android? Caesar mengungkapkan ketika Google mulai melirik pasar India, kualitas hardware di negara itu rupanya tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen. Misalnya saja, beberapa ponsel murah menjual produknya dengan versi android yang sudah usang. Kemampuan ponsel dalam menggunakan aplikasi terbaru pun terbatas. Oleh sebab itu, Google menawarkan sesuatu yang berbeda dengan harga ponsel hanya US$ 100. Setelah masuk ke India, Caesar menunjuk Indonesia untuk menjadi target pasar selanjutnya. “Negara ini (Indonesia) akan memiliki Android One pada akhir tahun ini,” katanya. Dan untuk tahun depan, Google menargetkan akan memasarkan Android One ke 40 negara.
Editor: Hendra Gunawan