KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayapada International Tbk (
MAYA) membeberkan rencana bisnisnya di tahun ini di tengah situasi global yang masih tak menentu juga kenaikan suku bunga acuan. Wakil Direktur Utama Bank Mayapada Thomas Arifin menerangkan, di tengah pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit yang seimbang, likuiditas perseroan pun disebut Thomas masih memadai dan mencukupi. "Walaupun kita terus waspada di tengah situasi global yang belum membaik, di samping otomatis akan mempengaruhi situasi di dalam negeri," katanya.
MAYA juga mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan profitabilitas di tahun ini. Seiring dengan hal tersebut, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit tembus 6,23% hingga akhir 2024. Sementara untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di tahun 2024, MAYA menargetkan dapat tumbuh sekitar 6% dari perolehan di tahun 2023.
Baca Juga: Bank Mayapada (MAYA) Bidik Pertumbuhan Kredit 6,23% di Tahun 2024 Thomas juga membeberkan, bahwa perseroan terus mengkaji dan mempertimbangkan untuk melakukan penguatan dan mencari sumber pendanaan dari non-DPK. "Saya kira Bank Mayapada juga terus mengkaji, melakukan kajian untuk mempertimbangkan. Mempertimbangkan apakah kita perlu melakukan pendanaan jangka panjang lainnya. Nah ini masih terus dalam kajian kami," ucapnya. Hal tersebut kata Thomas dilakukan sambil memantau kondisi di pasar, khususnya mengenai peningkatan suku bunga, juga mengenai daya serat di pasar apabila bank Mayapada ingin melakukan pembiayaan jangka panjang di luar dana pihak ketiga. Lebih lanjut Thomas menuturkan, saat ini pihaknya juga akan fokus menggarap segmen wholesale, small medium enterprise (SME), commercial banking hingga consumer banking. "Karena bank Mayapada sedang melakukan transformasi khususnya untuk pengembangan bisnis, kita tetap terus fokus untuk landing di wholesale banking pertumbuhannya, kemudian juga SME dan commercial banking, serta terakhir dari consumer banking. Tapi kalau ditanya lebih besar proporsinya masih lebih besar di wholesale banking," jelas Thomas.
Di sisi lain, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakan aksi korporasi di tahun ini. "Untuk aksi korporasi kita secara internal sedang bicarakan ya, apakah akan ada korporasi aksi lagi. Kita lihat lah situasi kondisinya dulu," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari