KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk terus berupaya memperbaiki kinerjanya ke depan. Emiten dengan kode saham
BNBR ini telah menyiapkan rencana bisnis dan ekspansi yang akan dilakukan oleh anak-anak usahanya. Yang pertama adalah pengembangan lini bisnis otomotif. Lewat PT Bakrie Autoparts (BA), BNBR berencana untuk melakukan ekspansi pada pasar kendaraan penumpang dan komponen rakit. Selain itu, Bakrie Autoparts juga berencana untuk meningkatkan utilitas kapasitas produksi dan merambah pasar kendaraan penumpang.
Baca Juga: Berkat restrukturisasi utang, Bakrie & Brothers (BNBR) raup laba Bahkan, BNBR kini tengah mengembangkan kendaraan listrik (khususnya bus) khususnya untuk penggunaan di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini karena penggunaan bus listrik di Jakarta akan meningkat dalam lima tahun ke depan. Di bidang teknologi, melalui PT Multi Kontrol Nusantara (MKN), BNBR berencana untuk menjadi penyedia jasa penyelenggaraan layanan
Internet of Things (IOT) untuk industri manufaktur, pertambangan, dan
utilities. Sebelumnya, MKN telah menjadi salah satu kontraktor untuk proyek Palapa Ring yang merupakan proyek pemerintah dalam membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi dan internet.
Baca Juga: Pipa Gas Trans Kalimantan Masuk Proyek Strategis Sementara itu, pengembangan usaha juga dilakukan pada PT Bakrie Metal Industries (BMI) yang memproduksi aneka bahan bangunan. Ke depan, BMI akan meningkatkan kapasitas di bidang
engineering,
procurement, dan
construction (EPC) dan pengembangan kapasitas pipa baja non migas. Presiden Direktur Bakrie & Brothers Anindya Bakrie mengatakan, untuk memuluskan semua rencana pengembangan ini BNBR telah menyiapkan dana investasi hingga Rp 800 miliar. Dana ini juga termasuk untuk investasi SDM dan Teknologi Informasi (TI). Sekitar 60% dari dana ini berasal dari internal perusahaan. Lebih lanjut, BNBR juga berencana untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A di Cirebon. Pembangunan PLTU dengan kapasitas 2x660 megawatt (MW) ini akan dilanjutkan setelah mangkrak selama 25 tahun.
Baca Juga: Saka Energi dan Petronas masih diskusikan pelepasan operatorship Lapangan Kepodang Dalam pembangunan ini, BNBR bekerjasama dengan YTL Jawa Energy. Adapun negosiasi tarif listrik dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah selesai dan proses akuisisi tanah untuk pembangunan PLTU dan jaringan transmisi telah 99% rampung. “Kami targetkan pada kuartal pertama 2020 ada peletakan batu pertama,” ujar Anindya di Jakarta, Jumat (13/12). Adapun nilai investasi dari megaproyek ini mencapai US$ 2,5 miliar dan BNBR akan menguasai 20% kepemilikan PLTU. Diharapkan, dengan rampungnya PLTU ini maka dapat menyediakan suplai listrik bukan hanya di wilayah Jawa Barat, namun juga Pulau Jawa secara keseluruhan.
Baca Juga: Proyek pipa transmisi gas Trans Kalimantan masuk PSN, begini keuntungannya Di lini bisnis infrastruktur, BNBR saat ini tengah mengkaji proyek pipa transmisi gas yakni Proyek Kalija tahap kedua. Proyek ini rencananya akan menjadi bagian dari proyek pipa transmisi gas Trans Kalimantan sepanjang 1.732 km dan berpotensi menjadi salah satu proyek strategis nasional. Bukan hanya menyambungkan pipa gas dari Kalimantan Timur ke Selatan, nantinya proyek transmisi pipa gas ini juga akan dilanjutkan ke Kalimantan Barat. “Dengan adanya upaya yang sangat serius dari Pemerintah untuk memindahkan ibukota ke Kalimantan Timur, hal ini (penyambungan pipa transmisi) akan menjadi lebih cepat,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .