Ini rencana bisnis Surya Internusa tahun 2016



JAKARTA. Bisnis kawasan industri menjadi perhatian besar bagi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Kali ini, perusahaan masih fokus mengembangkan kawasan industri di Karawang, Subang dan Bekasi, karena tiga wilayah ini menjadi incaran para investor dan pengusaha untuk berinvestasi.

Sedangkan, luar pulau Jawa belum menjadi incaran lokasi untuk mengembangkan kawasan industri karena permintaan kawasan industri tidak besar. Johannes Suriadjaja, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk bilang, pihaknya perusahaan akan lebih mengembangkan bisnis pergudangan (warehouse) di luar pulau Jawa seperti Makassar dan Medan.

Erlin Budiman, Head of Investor Relation PT Surya Semesta Internusa Tbk mengatakan, pada tahun 2016, pihaknya akan terus menambah jumlah lahan di tiga kawasan industri tersebut.


Perusahaan sendiri akan menyiapkan biaya modal atau capital expenditure (capex) lebih dari Rp 1,7 triliun pada tahun 2016, atau lebih tingga dari capex sebesar Rp 700 miliar pada tahun ini.

Pertama, SSIA berencana mengakuisisi lahan seluas 300 hektar (ha) di Karawang-Jawa Barat. Skemanya, SSIA akan menggandeng investor untuk membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) dalam mengembangkan kawasan untuk industri. Namun, perusahaan belum dapat menyampaikan identitas investor tersebut.

Hingga kini, perusahaan telah mengembangkan 1.400 ha lahan di Karawang dengan sisa lahan kosong (landbank) seluas 136 ha. Yang paling terkenal adalah pengembangkan Suryacipta Techopark di Karawang oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Mitsui Co Ltd dan Ticon Industrial Connection Plc.

Saat ini, Suryacipta Technopark ini mengembangkan lahan seluas 16 ha atau 75% dari total lahan seluas 22 ha. Lokasi ini akan untuk mengembangkan proyek warehouse dan penyewaan pabrik (factory for rent). “Kami akan terus mengembangkan kawasan industri di Technopark ini hingga tahun 2017,” kata Erlin, usai acara Investor Summit di Jakarta, Selasa (10/11).

Kedua, Surya Semesta Internusa sedangkan menjalankan proses akuisisi lahan di Subang-Jawa Barat. Perusahaan mengincar akan memiliki 1.200 ha lahan di kawasan tersebut dengan cara step by step. Tahap awal, akan mengakuisii 500 ha di tahun 2015, kemudian akan memiliki 1.000 ha di tahun 2016.

Johannes menambahkan, pihaknya membeli lahan di Subang dengan harga Rp 80.000 per meter persegi (m2) atau maksimal seharga US$ 10 per m2 atau sekitar Rp 136.000 per m2 dengan perhitungan nilai tukar (kurs) rupiah sebesar Rp 13.600 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). “Ini sedang proses negosiasi,” tambah Johannes.

Perusahaan yang berdiri pada tahun 1917 ini akan mengembangkan lahan di Subang ini pada tahun 2017, serta akan mulai proses pemasaran pada tahun 2018 sehingga mulai masuk kantung pendapaan mulai tahun 2019. Fokus pengembangan lahan di wilayah Jawa Barat ini untuk kawasan industri.

Selain dua kawasan itu, perusahaan juga akan memperluas lahan di Bekasi untuk mengembangkan kawasan industri dan perumahan (real estate). Sayangnya, Erlin enggan menyampaikan lahan yang akan diakuisisi di Bekasi karena masih proses negosiasi. “Kepemilikan lahan di Bekasi akan kecil,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri