Ini rencana bisnis TransNusa Aviation Mandiri usai gandeng China Aircraft Leasing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TransNusa Aviation Mandiri targetkan dalam 3 tahun ke depan dapat menambah 20 armada pesawat. Hal tersebut tak lepas dari kerjasama yang baru saja dijalin dengan China Aircraft Leasing Group Holdings Ltd (CALC).

Managing Director TransNusa, Bayu Sutanto menyebutkan hasil kerjasama investasi yang terjalin tidak dalam bentuk uang. "Intinya mereka memberikan komitmen membantu kami dalam tambahan armada pesawat juga melingkupi perawatan," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/12).

Baca Juga: Tunjuk Plh, Garuda Indonesia (GIAA) pastikan operasional berjalan lancar

Asal tahu saja, saat ini TransNusa memiliki 9 pesawat ATR. Walau begitu, ia bilang tak menutup kemungkinan support armada dalam tipe pesawat lain yang mana kemungkinannya regional jet atau narrow body.

Budi menegaskan saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi rencana bisnis ke depan usai melakukan kerjasama tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan lantaran hingga saat ini pihaknya masih menjalankan rencana bisnis tiga tahun yang lalu.

Melalui kerjasama itu pula, pihaknya optimistis bisa mengukuhkan TransNusa sebagai maskapai pengumpan yang memiliki nilai tambah untuk meningkatkan konektivitas udara regional maupun internasional. Perkembangan bisnis penerbangan bisa mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan perekonomian. 

Baca Juga: Maret 2020, akses tol Bandara Kertajati mulai dibangun

Saat ini, maskapai yang memiliki basis di Kupang tersebut telah mengoperasikan 30 rute domestik di 24 destinasi serta satu penerbangan internasional Kupang--Dili yang menghubungkan Indonesia dan Timor Leste.

Selanjutnya, ia juga mengklaim akan menambah rute baru. Salah satunya Kupang-Darwin, Australia. "Semoga bisa mulai kuartal I tahun depan," tuturnya.

Sedangkan, untuk rute domestik, pihaknya juga berencana menambah 5 rute yang mana semuanya akan berasal dari Bandung lama. Untuk tujuannya akan menyasar Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Baca Juga: Kemenhub: Ketersediaan pesawat selama Natal dan tahun baru menurun

Kembali ia menegaskan, untuk rute-rute baru pihaknya terus memantau potensi satu per satu dari rute yang disasar. Lebih lanjut, potensi yang dimaksud meliputi populasi penduduk dan kegiatan ekonomi yang menjadi katalis atas permintaan penerbangan. "Supaya load factory juga terpenuhi dan menguntungkan," tuturnya.

Budi menyebutkan saat ini load factor dari 9 pesawat yang beroperasi berada di level 70% hingga 80%. Adapun hingga tutup tahun pihaknya membidik penumpang sebanyak 500 ribu yang mana hingga saat ini telah berhasil mencapai 90% dari target.

Hingga tutup tahun pihaknya masih optimis mencapai target lantaran masih ada periode natal dan tahun baru (nataru).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .