KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) dan perusahaan afiliasinya, PT Gunung Garuda (GRD), merampungkan proses divestasi 95% saham gabungan di anak perusahaannya, PT Nusantara Baja Profil (NBP). Penjualan ini
dilakukan kepada Yamato Kogyo Corporation (YKC), Siam Yamato Steel (SYS), dan Hanwa Indonesia (HWI) yang merupakan anak perusahaan dari Hanwa Co., Ltd (Hanwa) Bersamaan dengan akuisisi yang berhasil ini, Nusantara Baja Profil juga mengubah nama dan identitasnya menjadi Garuda Yamato Steel (GYS).
Sebelum penjualan, GGRP dan Gunung Garuda masing-masing memegang 81,07% dan 18,93%. Setelah penjualan, GGRP akan mempertahankan 5% saham, sementara Yamato Kogyo Corporation memegang 45%, Siam Yamato Steel memegang 35%, dan Hanwa Indonesia memegang 15% saham di Garuda Yamato Steel. Investasi di Garuda Yamato Steel mewakili langkah strategis oleh ketiga perusahaan ini untuk memperluas bisnis mereka di Asia Tenggara. Transaksi ini, yang memvaluasi nilai GYS sebesar US$ 450 juta. Asal tahu, Garuda Yamato Steel merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis baja struktural dengan kapasitas produksi baja tahunan sebesar 1 juta ton per tahun dan kapasitas
rolling sebesar 900.000 ton per tahun. “Penyesuaian strategi ini tidak hanya menciptakan nilai nyata bagi pemegang saham tetapi juga memperkuat posisi keuangan GGRP, memberdayakan manajemen untuk fokus lebih lanjut pada peningkatan daya saing dan upaya keberlanjutan perusahaan,” kata Direktur Keuangan GGRP Roymond Wong.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Catat Penjualan US$ 162,55 Juta pada Kuartal I 2024 Tony Taniwan, Presiden Direktur Garuda Yamato Steel mengatakan, Garuda Yamato Steel memiliki rencana ke depan untuk meluncurkan produk baja baru yang akan menangkap peluang pasar di Indonesia dan akan terus memperluas margin melalui inisiatif efisiensi produksi. Upaya kolaboratif ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi baja nasional yang diperkirakan mencapai 18,3 juta ton pada tahun 2024 dengan peningkatan 5,2%. Selain itu, dengan 41 proyek prioritas strategis di sektor konstruksi, termasuk pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) yang membutuhkan sekitar 9,5 juta ton baja, terdapat peluang besar bagi produsen baja seperti Garuda Yamato Steel untuk mendukung pengembangan infrastruktur. Secara kolektif, investor strategis akan fokus pada pertumbuhan di Asia Tenggara dan mampu membawa sinergi melalui keahlian mereka dalam bisnis baja struktural, jaringan pengadaan dan pemasaran global, serta kekuatan finansial. Dengan telah diselesaikannya transaksi ini, GGRP akan fokus pada bisnis baja lembaran serta memiliki rencana untuk berubah menjadi produsen baja dengan emisi karbon terendah. Ini termasuk investasi modal yang signifikan untuk mengadopsi cara pembuatan baja rendah karbon yang paling maju, efisien secara energi, dan terbukti secara teknologi. Selain itu, GGRP akan mengembangkan standar baja rendah emisi di Indonesia.
“Penyelesaian transaksi ini merupakan puncak dari perjalanan transformasi GRP. Melalui transaksi ini, kami telah mencapai penciptaan nilai yang signifikan bagi pemegang saham, memperkuat kekuatan finansial GRP dan memberdayakan manajemen untuk fokus mengembangkan bisnis baja lembaran," kata Kelvin Fu, Strategic Advisor GGRP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat