KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bersiap tancap gas usai melaksanakan penawaran umum saham perdana alias
initial public offering (IPO) Anak usaha AMMN, yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), sudah memasuki fase 7 dalam operasional tambang Batu Hijau, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
"Kami sedang tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046" kata Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie dalam
public expose yang digelar Rabu (31/5). Data cadangan bijih Amman untuk Batu Hijau dan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. terus menggenjot pembangunan pabrik pengolahan alias smelter konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga dan lumpur anoda (pemurnian logam mulia) dengan kapasitas input sebesar 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun.
Baca Juga: Smelter Tembaga Amman Mineral Internasional (AMMN) Ditargetkan Beroperasi pada 2024 Nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang. Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga dan 830.000 ton asam sulfat dengan konsentrasi 98,0%. Lalu untuk pemurnian logam mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan (dengan kemurnian emas 99,9%), 55 ton perak batangan (dengan kemurnian perak 99,9%), dan logam mulia lainnya Dari sisi produksi, Kartika Octaviana,
Vice President Corporate Corporate Communication menyebut Amman menargetkan produksi di tahun ini di 1 juta ton konsentrat. ”Ini juga sudah di-
dan sejauh ini kami berusaha untuk menjalankan produksi sesuai dengan rencana itu,” kata Kartika. Asal tahu, AMMN dalam hajatan IPO akan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 7,28 miliar atau sebanyak-banyaknya sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham akan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar antara Rp 1.650 sampai dengan Rp 1.775. Sehingga, perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan tembaga ini berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 12,93 triliun.
Baca Juga: Amman Mineral Berpotensi Raup Rp 12,93 T dari IPO, Digunakan Untuk 3 Keperluan Ini Kata Alexander, aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan akan komoditas tembaga di masa mendatang. “Pengembangan usaha AMMN, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi kami dan pemangku kepentingan (stakeholders), dan juga bagi masyarakat sekitar wilayah operasional” pungkas Alexander. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari