Ini respon Gaikindo atas wacana penghapusan LCGC



JAKARTA. Presiden terpilih Indonesia, Joko Widodo mewacanakan tidak akan melanjutkan program mobil Low Cost Green Car (LCGC) di pemerintahannya mendatang.  Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Jokowi lebih mengutamakan pembangunan transportasi massal dibandingkan dengan program mobil LCGC ini.

Menanggapi wacana tersebut, Ketua 1 Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie sugiarto,  tidak dapat berkomentar banyak sebelum ada kepastian. “Kita tunggu dulu kebijakan resminya bagaimana,” ujarnya, Selasa  (23/9).

Meskipun begitu, Jongkie menegaskan bahwa pemerintah baru harus memperhatikan para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang telah berinvestasi besar. “Bagaimana kelanjutan mereka nanti, itu yang harus diperhatikan mengingat mereka telah melakukan investasi,” jelasnya.


Namun dirinya tidak dapat menyebutkan berapa nilai investasi yang digelontorkan para ATPM. “Untuk nilai investasi saya tidak tahu tepatnya karena program LCGC ini diikuti oleh banyak pemain, mereka mempunya nilai investasinya masing-masing,” terangnya. Nama-nama besar seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki, dan Datsun adalah beberapa  ATPM yang ikut serta mengembangkan produknya di program LCGC ini.

Jongkie menambahkan jika pun nantinya Peraturan Pemerintah No. 43/2013 yang memberikan insentif berupa pengurangan Pajak Pertambahan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 0% kepada ATPM dicabut oleh pemerintahan mendatang, ia memprediksi akan terjadi kenaikan harga mobil LCGC. “Pasti akan terjadi kenaikan jika mobil LCGC tetap ada, namun kenaikan berapa semua tergantung dari kenaikan PPnBM tersebut,” ungkapnya.

Selain kenaikan harga mobil LCGC, Jongkie juga khawatir jika nantinya para ATPM akan menarik kembali investasi yang telah dikucurkan. “Kemungkinan besar mereka akan menarik kembali investasinya dan memindahkannya ke negara lain,” jelasnya. Hal ini dikhawatirkan dapat menggangu kondisi industri otomotif, terutama dengan semakin dekatnya Pasar Bebas ASEAN diberlakukan.

Dengan segala pro-kontra yang menyelimuti perjalanan mobil LCGC di Indonesia, mobil ini tetap mendapatkan perhatian besar dari masyarakat. Jongkie menuturkan sejak diluncurkan tahun lalu, LCGC mampu terjual hingga 50.000 unit pada periode Okotober-Desember 2013. “Total penjualan tiap bulannya kurang lebih sekitar 10.000-15.000 unit,” jelasnya.  

Rahmat Samulo, Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM), menuturkan pihaknya dapat menjual sekitar 4.000-5.000 unit mobil LCGC tiap bulannya. “Ini menandakan masyarakat bisa menerima dengan baik adanya mobil LCGC,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa program LCGC ini semata untuk mengembangkan industri otomotif nasional. Indonesia harus siap menghadapi Pasar Bebas ASEAN, khususnya dalam bidang industri otomotif agar bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri. “Kita harus siap dengan Pasar Bebas ASEAN, kalau tidak, siap-siap jadi pasar bagi negara lain,”ujarnya.

Ia menambahkan program mobil LCGC ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk mengembangkan industri otomotif Indonesia. “Semua mobil LCGC mengandung 85% komponen lokal,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto