KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indopoly Swakarsa Indusry Tbk (
IPOL) menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure sebesar US$ 1,5 juta untuk tahun 2021. Capex tersebut bakal digunakan perusahaan untuk keperluan perawatan pabrik. Sebagai informasi, saat ini
IPOL memiliki tiga pabrik dengan total kapasitas mencapai 100.000 ton per tahun. Rinciannya, kapasitas pabrik di Purwakarta sebesar 65.000 ton per tahun, Souzhou China 25.000 ton per tahun, dan di Yunnan China 10.000 ton per tahun.
Head of Accounting IPOL Kurniawan mengatakan, untuk pendanaan capex ini akan berasal dari kas internal perusahaan. "Capex itu keperluannya untuk perawatan mesin," kata dia dalam paparan publik, Selasa (27/4).
Lewat belanja modal yang fokus dialokasikan untuk pabrik, Indopoly berharap produktivitasnya di sepanjang tahun ini tetap terjaga. Asal tahu, selama pandemi Covid-19, aktivitas produksi perusahaan terus berjalan. Bahkan manajemen
IPOL menegaskan bahwa tidak ada satupun mesin yang mati. Wakil Presiden Direktur IPOL Jeffrey Halim menambahkan, selama pandemi Covid-19, persaingan bisnis kemasan malah semakin kompetitif. Hal ini didorong dengan peningkatan permintaan kemasan khususnya untuk makanan di antaranya mie instan dan tepung bumbu. Adapun, kemasan makanan berkontribusi 75% ke penjualan
IPOL. Sedangkan sisanya berasal dari kemasan untuk rokok.
Baca Juga: Indopoly Swakarsa (IPOL) rencanakan ekspansi pabrik untuk kerek kapasitas produksi "Kami lincah mengatasi pandemi Covid-19, selain ketat menerapkan protokol kesehatan, kami mengerti bahwa mesin tidak boleh berhenti karena pandemi, sejauh ini belum pernah ada mesin yang mati. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kemasan di saat pabrik (perusahaan) lain stop produksi," jelas Jeffrey. Adapun di tahun ini, IPOL akan mempertahakan kinerja yang hampir sama seperti tahun lalu. Di awal tahun ini, IPOL yakin kinerja perusahaan masih on track dengan target. Asal tahu saja, di tahun 2020 kinerja
IPOL cukup bergairah. Walau mencatatkan penurunan penjualan, laba bersih IPOL justru melesat hingga lebih dari 80% yoy. Gordon Zhao-Yu Giang, Direktur IPOL memaparkan, penjualan konsolidasi perusahaan di tahun lalu sebesar US$ 197,88 juta. Nilai ini turun sekitar 2,6% yoy. Nah, mayoritas penjualan masih berasal dari pabrik di Indonesia dengan kontribusi 61%. Sedangkan sisanya, 39% berasal dari pabrik di China. Walau penjualan
IPOL turun tipis, perusahaan tetap berhasil mengerek laba bersih. Di tahun lalu, laba bersih IPO melonjak 86,10% dari US$ 4,22 juta di 2019 menjadi US$ 7,88 juta di akhir 2020. Adapun EBITDA perusahaan naik menjadi US$ 27,8 juta dari yang sebelumnya US$ 23,54 juta.
Baca Juga: Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) akan bagikan dividen Rp 5 per saham "Kenaikan laba di 2020 didorong oleh penurunan COGS seiring dengan menurunnya harga bahan baku. Selain itu, kami melakukan langkah strategis menerapkan industri 4.0, pengembangan SDM secara terus menerus," jelas Gordon. Adapun jumlah aset IPOL di sepanjang 2020 mencapai US$ 280,51 juta. Total liabilitas senilai US$ 104,62 juta dan ekuitas sebanyak US$ 175,89 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari