KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi masih menyimpan risiko yang tinggi bagi para investor jika koreksi di pasar obligasi pemerintah terus-menerus terjadi. Selain itu, risiko pasar obligasi korporasi juga berasal dari kondisi perusahaan penerbit instrumen itu sendiri. Enrico Tanuwidjaja, Head of Economics & Research Finance & Corporate Service UOB Indonesia berpendapat, dengan tingginya pertumbuhan volume transaksi obligasi korporasi hingga April lalu, ia optimistis pasar obligasi korporasi masih akan diminati oleh investor dalam beberapa waktu ke depan. Asal tahu saja, data IDX menunjukkan sejak awal tahun volume transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder tumbuh 80,99% (year to date/ytd) dari Rp 17,47 triliun di bulan Januari menjadi Rp 31,62 triliun per April lalu.
Ini risiko di pasar obligasi korporasi beberapa waktu ke depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi masih menyimpan risiko yang tinggi bagi para investor jika koreksi di pasar obligasi pemerintah terus-menerus terjadi. Selain itu, risiko pasar obligasi korporasi juga berasal dari kondisi perusahaan penerbit instrumen itu sendiri. Enrico Tanuwidjaja, Head of Economics & Research Finance & Corporate Service UOB Indonesia berpendapat, dengan tingginya pertumbuhan volume transaksi obligasi korporasi hingga April lalu, ia optimistis pasar obligasi korporasi masih akan diminati oleh investor dalam beberapa waktu ke depan. Asal tahu saja, data IDX menunjukkan sejak awal tahun volume transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder tumbuh 80,99% (year to date/ytd) dari Rp 17,47 triliun di bulan Januari menjadi Rp 31,62 triliun per April lalu.